Thursday

19-06-2025 Vol 19

Why Everyone’s Building AI Apps, and No One’s Fixing the Old Ones

Mengapa Semua Orang Membuat Aplikasi AI Baru, dan Tidak Ada yang Memperbaiki yang Lama?

Dalam hiruk pikuk inovasi teknologi yang tak henti-hentinya, ada tren yang mencolok: obsesi untuk membangun aplikasi kecerdasan buatan (AI) baru. Di mana-mana, pengembang, perusahaan rintisan, dan perusahaan besar berlomba-lomba untuk memanfaatkan kekuatan AI, meluncurkan aplikasi yang dijanjikan untuk merevolusi segalanya mulai dari perawatan kesehatan hingga keuangan. Namun, di tengah semangat yang meluap-luap ini, sebuah pertanyaan penting seringkali terabaikan: mengapa begitu sedikit yang berfokus pada perbaikan dan pemeliharaan aplikasi AI yang lebih tua dan sudah ada?

Artikel ini menyelidiki fenomena menarik ini, menjelajahi berbagai alasan di balik kecenderungan untuk menciptakan yang baru dan mengabaikan yang lama. Kami akan menganalisis pendorong ekonomi, teknologi, dan psikologis yang berkontribusi pada tren ini, serta mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari pendekatan yang tidak seimbang ini. Akhirnya, kita akan mengeksplorasi mengapa menjaga dan meningkatkan aplikasi AI yang ada sama pentingnya, jika tidak lebih penting, daripada terus-menerus mengejar yang baru.

Kerangka Artikel

  1. Pendahuluan: Demam Aplikasi AI dan Dilema Pemeliharaan
    • Soroti tren saat ini dalam pembangunan aplikasi AI.
    • Nyatakan masalah: kurangnya fokus pada perbaikan aplikasi AI yang ada.
    • Tentukan ruang lingkup dan tujuan artikel.
  2. Mengapa Semua Orang Membuat Aplikasi AI Baru?
    • A. Daya Tarik Inovasi dan Hype
      • Kegembiraan seputar AI dan janji-janji revolusionernya.
      • Tekanan untuk menjadi yang terdepan dan terlihat “inovatif”.
      • Peran media dan pengaruhnya dalam menciptakan hype.
    • B. Insentif Ekonomi dan Pendanaan
      • Investor lebih bersedia mendanai ide-ide baru dan inovatif.
      • Potensi pengembalian yang lebih tinggi pada investasi di teknologi baru.
      • Kesulitan mendapatkan pendanaan untuk pemeliharaan dan peningkatan.
    • C. Tantangan Teknologi dan Keahlian
      • Ketersediaan alat dan kerangka kerja baru yang membuat pengembangan lebih mudah.
      • Keterampilan yang dibutuhkan untuk pengembangan baru berbeda dengan pemeliharaan.
      • Kesulitan memahami dan memodifikasi kode yang ada (terutama jika didokumentasikan dengan buruk).
    • D. Siklus Hidup Teknologi dan Disposisi
      • Persepsi bahwa aplikasi yang lebih tua sudah usang dan tidak relevan.
      • Keinginan untuk membangun “sesuatu yang lebih baik” daripada mencoba memperbaiki yang lama.
      • Budaya “buang” dalam teknologi.
  3. Mengapa Tidak Ada yang Memperbaiki Aplikasi AI yang Lama?
    • A. Kurangnya Pengakuan dan Penghargaan
      • Pemeliharaan dilihat sebagai pekerjaan yang kurang glamor dan berharga.
      • Kurangnya insentif untuk pengembang yang bekerja pada pemeliharaan.
      • Kesulitan mengukur dampak dan nilai dari pemeliharaan.
    • B. Beban Teknis dan Utang Teknis
      • Aplikasi yang lebih tua seringkali memiliki utang teknis yang signifikan.
      • Memahami dan memperbaiki kode warisan bisa jadi sulit dan memakan waktu.
      • Risiko memperkenalkan bug baru saat mencoba memperbaiki yang lama.
    • C. Sumber Daya dan Prioritas yang Terbatas
      • Perusahaan lebih memilih untuk mengalokasikan sumber daya untuk proyek-proyek baru yang menarik.
      • Pemeliharaan sering kali menjadi prioritas rendah dibandingkan dengan pengembangan baru.
      • Keterbatasan anggaran dan tenaga kerja.
    • D. Masalah Skalabilitas dan Integrasi
      • Aplikasi yang lebih tua mungkin tidak dirancang untuk menangani peningkatan beban.
      • Kesulitan mengintegrasikan aplikasi yang lebih tua dengan sistem dan teknologi baru.
      • Keterbatasan dalam hal skalabilitas dan kinerja.
  4. Konsekuensi Mengabaikan Aplikasi AI yang Lebih Tua
    • A. Kerentanan Keamanan dan Risiko
      • Aplikasi yang tidak dipelihara lebih rentan terhadap serangan siber.
      • Risiko pelanggaran data dan kompromi privasi.
      • Kurangnya pembaruan keamanan dan perbaikan bug.
    • B. Penurunan Kinerja dan Efisiensi
      • Aplikasi yang lebih tua mungkin menjadi lebih lambat dan kurang efisien seiring waktu.
      • Masalah kompatibilitas dengan perangkat keras dan perangkat lunak baru.
      • Pengalaman pengguna yang buruk.
    • C. Kerugian Peluang dan Inovasi
      • Mengabaikan aplikasi yang ada berarti kehilangan peluang untuk inovasi tambahan.
      • Potensi yang tidak terealisasi dalam peningkatan dan penyempurnaan.
      • Kehilangan keunggulan kompetitif.
    • D. Biaya Jangka Panjang
      • Biaya yang lebih tinggi untuk memperbaiki masalah yang terakumulasi.
      • Biaya penggantian yang lebih tinggi jika aplikasi menjadi tidak dapat diperbaiki.
      • Kerugian finansial dari waktu henti dan masalah kinerja.
  5. Mengapa Memperbaiki Aplikasi AI yang Lama Sama Pentingnya
    • A. Memaksimalkan Nilai Investasi yang Ada
      • Memastikan pengembalian investasi yang berkelanjutan pada aplikasi yang ada.
      • Memperpanjang umur aplikasi dan menghindari penggantian dini.
      • Memanfaatkan nilai yang sudah dibangun dalam aplikasi.
    • B. Membangun Fondasi yang Lebih Kuat untuk Masa Depan
      • Aplikasi yang dipelihara dengan baik memberikan dasar yang lebih kuat untuk inovasi di masa depan.
      • Kemampuan untuk membangun fitur dan fungsi baru di atas fondasi yang stabil.
      • Mengurangi utang teknis dan menyederhanakan pengembangan di masa depan.
    • C. Keamanan dan Keandalan
      • Memastikan bahwa aplikasi tetap aman dan andal.
      • Melindungi data dan privasi pengguna.
      • Meminimalkan risiko waktu henti dan masalah kinerja.
    • D. Pengalaman Pengguna yang Lebih Baik
      • Meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan.
      • Memastikan bahwa aplikasi tetap relevan dan mudah digunakan.
      • Meningkatkan kepuasan dan loyalitas pengguna.
  6. Solusi dan Rekomendasi
    • A. Mendorong Budaya Pemeliharaan dan Peningkatan
      • Menekankan pentingnya pemeliharaan dalam organisasi.
      • Memberikan pengakuan dan penghargaan untuk pengembang yang bekerja pada pemeliharaan.
      • Mempromosikan budaya pembelajaran berkelanjutan dan peningkatan.
    • B. Berinvestasi dalam Alat dan Proses Pemeliharaan
      • Menggunakan alat dan teknik modern untuk pemeliharaan.
      • Menerapkan proses yang kuat untuk pengujian, penyebaran, dan pemantauan.
      • Mengotomatiskan tugas-tugas pemeliharaan sebanyak mungkin.
    • C. Alokasikan Sumber Daya yang Cukup untuk Pemeliharaan
      • Memastikan bahwa ada cukup sumber daya yang dialokasikan untuk pemeliharaan.
      • Memprioritaskan pemeliharaan dalam anggaran dan perencanaan.
      • Melibatkan tim yang berdedikasi untuk pemeliharaan.
    • D. Memfokuskan pada Utang Teknis dan Refaktorisasi
      • Secara teratur meninjau dan mengatasi utang teknis.
      • Memfaktorkan ulang kode untuk meningkatkan kejelasan dan pemeliharaan.
      • Menggunakan teknik pengujian otomatis untuk mendeteksi dan mencegah bug.
  7. Kesimpulan: Keseimbangan Antara Inovasi dan Pemeliharaan
    • Rangkum argumen utama artikel.
    • Tekankan perlunya keseimbangan antara inovasi dan pemeliharaan.
    • Serukan tindakan untuk memprioritaskan pemeliharaan aplikasi AI yang ada.
    • Tawarkan pandangan optimis tentang masa depan aplikasi AI yang berkelanjutan.

Artikel Lengkap

Mengapa Semua Orang Membuat Aplikasi AI Baru, dan Tidak Ada yang Memperbaiki yang Lama?

Dalam lanskap teknologi yang berkembang pesat, kecerdasan buatan (AI) telah muncul sebagai kekuatan transformatif, membentuk kembali industri dan cara kita berinteraksi dengan dunia. Akibatnya, terjadi hiruk pikuk dalam pengembangan aplikasi AI, dengan bisnis dan individu sama-sama ingin memanfaatkan potensi teknologi yang menjanjikan ini. Namun, di tengah semangat untuk menciptakan aplikasi AI baru, aspek penting seringkali terabaikan: pemeliharaan dan perbaikan aplikasi AI yang ada.

Mengapa begitu sedikit yang berfokus pada perbaikan dan peningkatan aplikasi AI yang lebih tua? Mengapa semua orang begitu asyik dengan pembangunan, dan tidak ada yang membersihkan setelah pesta inovasi? Pertanyaan-pertanyaan ini memicu penyelidikan yang lebih dalam terhadap pendorong di balik tren ini dan konsekuensi potensial dari mengabaikan aplikasi AI yang sudah ada.

Mengapa Semua Orang Membuat Aplikasi AI Baru?

Beberapa faktor berkontribusi pada daya tarik yang meluas dari pembangunan aplikasi AI baru, mulai dari kegembiraan sederhana atas potensi teknologi hingga pertimbangan ekonomi yang lebih praktis.

A. Daya Tarik Inovasi dan Hype

AI saat ini menikmati momennya. Berita utama terus-menerus dipenuhi dengan terobosan AI, aplikasi revolusioner, dan janji untuk mengubah cara kita bekerja, hidup, dan bermain. Hype ini menciptakan kesan bahwa AI adalah peluru perak, solusi untuk semua masalah, dan teknologi apa pun tanpa itu ketinggalan zaman.

  • Kegembiraan seputar AI: Janji AI untuk mengotomatiskan tugas, meningkatkan pengambilan keputusan, dan menciptakan pengalaman baru sangat menarik.
  • Tekanan untuk menjadi inovatif: Perusahaan merasa tertekan untuk mengadopsi AI untuk menunjukkan bahwa mereka adalah pemimpin dan inovator.
  • Pengaruh media: Media berperan signifikan dalam menciptakan hype dengan menyoroti cerita sukses dan potensi AI yang transformatif.

B. Insentif Ekonomi dan Pendanaan

Dunia modal ventura dan investasi teknologi juga sangat memengaruhi tren pembangunan aplikasi AI baru. Investor cenderung tertarik pada ide-ide baru dan inovatif, menjanjikan pengembalian yang cepat dan signifikan. Akibatnya, perusahaan rintisan dan bisnis dengan ide AI baru lebih mudah mengamankan pendanaan daripada yang mencoba memperbaiki atau memelihara aplikasi yang ada.

  • Preferensi investor untuk ide-ide baru: Investor melihat ide-ide baru sebagai kurang berisiko dan lebih berpotensi untuk pertumbuhan eksponensial.
  • Pengembalian yang lebih tinggi pada investasi: Aplikasi AI baru memiliki potensi untuk menghasilkan pengembalian yang lebih tinggi daripada investasi dalam pemeliharaan.
  • Kesulitan mendapatkan pendanaan untuk pemeliharaan: Investor sering kali ragu untuk mendanai proyek pemeliharaan, yang dianggap kurang menarik daripada pengembangan baru.

C. Tantangan Teknologi dan Keahlian

Alat dan kerangka kerja pengembangan AI modern telah membuat pembangunan aplikasi AI lebih mudah diakses dari sebelumnya. Namun, mempertahankan dan meningkatkan aplikasi AI yang lebih tua memerlukan keterampilan dan keahlian yang berbeda, yang seringkali lebih sulit didapatkan.

  • Ketersediaan alat baru: Kerangka kerja dan pustaka AI modern menyederhanakan proses pengembangan, menjadikannya lebih mudah bagi pengembang untuk membuat aplikasi baru.
  • Keterampilan yang berbeda diperlukan untuk pemeliharaan: Mempertahankan aplikasi AI yang ada memerlukan pemahaman yang mendalam tentang kode, arsitektur, dan data, serta kemampuan untuk memecahkan masalah dan men-debug sistem yang kompleks.
  • Kesulitan memahami kode yang ada: Kode warisan bisa jadi sulit dipahami, terutama jika didokumentasikan dengan buruk.

D. Siklus Hidup Teknologi dan Disposisi

Dalam lanskap teknologi yang serba cepat, ada kecenderungan untuk membuang teknologi yang lebih tua demi yang lebih baru. Aplikasi AI yang lebih tua sering kali dianggap ketinggalan zaman atau tidak relevan, dan ada keinginan untuk membangun “sesuatu yang lebih baik” dari awal daripada mencoba memperbaiki atau meningkatkan apa yang sudah ada.

  • Persepsi aplikasi yang lebih tua: Aplikasi yang lebih tua seringkali dianggap ketinggalan zaman dan tidak relevan.
  • Keinginan untuk membangun yang lebih baik: Pengembang sering kali lebih suka membangun aplikasi baru dari awal daripada memperbaiki aplikasi yang ada.
  • Budaya “buang” dalam teknologi: Industri teknologi sering mendorong budaya “buang”, di mana teknologi yang lebih tua dibuang demi yang lebih baru.

Mengapa Tidak Ada yang Memperbaiki Aplikasi AI yang Lama?

Terlepas dari pentingnya pemeliharaan aplikasi AI, beberapa faktor menghalangi organisasi dan pengembang untuk memprioritaskannya.

A. Kurangnya Pengakuan dan Penghargaan

Pemeliharaan seringkali dianggap sebagai tugas yang kurang glamor dan berharga dibandingkan dengan pengembangan baru. Pengembang yang bekerja pada pemeliharaan mungkin tidak menerima pengakuan atau penghargaan yang sama seperti mereka yang bekerja pada proyek-proyek baru yang menarik.

  • Persepsi pemeliharaan: Pemeliharaan seringkali dilihat sebagai pekerjaan yang membosankan dan tidak menarik.
  • Kurangnya insentif: Pengembang yang bekerja pada pemeliharaan mungkin tidak memiliki insentif yang sama seperti mereka yang bekerja pada pengembangan baru.
  • Kesulitan mengukur dampak: Dampak pemeliharaan seringkali sulit diukur, sehingga sulit untuk membenarkan investasi di dalamnya.

B. Beban Teknis dan Utang Teknis

Aplikasi AI yang lebih tua sering kali memiliki utang teknis yang signifikan, yaitu akumulasi keputusan desain yang buruk, kode yang tidak efisien, dan praktik pengembangan yang buruk. Utang teknis ini dapat membuat pemeliharaan dan perbaikan aplikasi AI yang lebih tua menjadi sulit dan mahal.

  • Utang teknis: Aplikasi yang lebih tua seringkali memiliki utang teknis yang signifikan, yang dapat membuat pemeliharaan dan perbaikan menjadi sulit.
  • Memahami kode warisan: Memahami kode warisan bisa jadi sulit, terutama jika didokumentasikan dengan buruk.
  • Risiko memperkenalkan bug baru: Ada risiko memperkenalkan bug baru saat mencoba memperbaiki aplikasi yang lebih tua.

C. Sumber Daya dan Prioritas yang Terbatas

Organisasi seringkali memiliki sumber daya dan prioritas terbatas, dan mereka mungkin lebih memilih untuk mengalokasikan sumber daya untuk proyek-proyek baru yang menarik daripada pemeliharaan aplikasi AI yang ada. Pemeliharaan seringkali menjadi prioritas rendah dibandingkan dengan pengembangan baru, dan mungkin tidak menerima tingkat pendanaan atau perhatian yang sama.

  • Alokasi sumber daya: Perusahaan seringkali lebih suka mengalokasikan sumber daya untuk proyek-proyek baru daripada pemeliharaan.
  • Prioritas yang bersaing: Pemeliharaan seringkali bersaing dengan proyek-proyek lain untuk sumber daya.
  • Keterbatasan anggaran: Anggaran untuk pemeliharaan seringkali terbatas.

D. Masalah Skalabilitas dan Integrasi

Aplikasi AI yang lebih tua mungkin tidak dirancang untuk menangani peningkatan beban atau untuk berintegrasi dengan sistem dan teknologi baru. Ini dapat membuat mereka menjadi kurang efektif dan efisien seiring waktu, dan mungkin sulit untuk menskalakan atau mengintegrasikannya dengan aplikasi lain.

  • Skalabilitas: Aplikasi yang lebih tua mungkin tidak dirancang untuk menangani peningkatan beban.
  • Integrasi: Mungkin sulit untuk mengintegrasikan aplikasi yang lebih tua dengan sistem dan teknologi baru.
  • Keterbatasan kinerja: Aplikasi yang lebih tua mungkin memiliki keterbatasan kinerja.

Konsekuensi Mengabaikan Aplikasi AI yang Lebih Tua

Mengabaikan pemeliharaan dan perbaikan aplikasi AI yang lebih tua dapat memiliki konsekuensi yang signifikan, mulai dari kerentanan keamanan hingga peluang yang hilang.

A. Kerentanan Keamanan dan Risiko

Aplikasi AI yang tidak dipelihara lebih rentan terhadap serangan siber. Tanpa pembaruan keamanan dan perbaikan bug rutin, aplikasi ini dapat dieksploitasi oleh peretas, yang menyebabkan pelanggaran data, kompromi privasi, dan kerugian finansial.

  • Kerentanan terhadap serangan siber: Aplikasi yang tidak dipelihara lebih rentan terhadap serangan siber.
  • Risiko pelanggaran data: Pelanggaran data dapat menyebabkan kerugian finansial dan kerusakan reputasi.
  • Kurangnya pembaruan keamanan: Aplikasi yang tidak dipelihara tidak menerima pembaruan keamanan rutin, yang membuat mereka lebih rentan.

B. Penurunan Kinerja dan Efisiensi

Seiring waktu, aplikasi AI yang lebih tua dapat menjadi lebih lambat dan kurang efisien. Mereka mungkin mengalami masalah kompatibilitas dengan perangkat keras dan perangkat lunak baru, dan mereka mungkin tidak dapat memanfaatkan peningkatan kinerja terbaru.

  • Kinerja yang lebih lambat: Aplikasi yang lebih tua dapat menjadi lebih lambat seiring waktu.
  • Masalah kompatibilitas: Aplikasi yang lebih tua mungkin mengalami masalah kompatibilitas dengan perangkat keras dan perangkat lunak baru.
  • Pengalaman pengguna yang buruk: Penurunan kinerja dapat menyebabkan pengalaman pengguna yang buruk.

C. Kerugian Peluang dan Inovasi

Mengabaikan aplikasi AI yang ada berarti kehilangan peluang untuk inovasi tambahan. Aplikasi ini mungkin memiliki potensi yang belum terealisasi dalam peningkatan dan penyempurnaan yang dapat meningkatkan kinerja, fungsionalitas, dan pengalaman pengguna mereka.

  • Peluang yang terlewat: Mengabaikan aplikasi yang ada berarti kehilangan peluang untuk inovasi tambahan.
  • Potensi yang tidak terealisasi: Aplikasi yang ada mungkin memiliki potensi yang belum terealisasi dalam peningkatan dan penyempurnaan.
  • Kehilangan keunggulan kompetitif: Mengabaikan aplikasi yang ada dapat menyebabkan hilangnya keunggulan kompetitif.

D. Biaya Jangka Panjang

Pada akhirnya, mengabaikan pemeliharaan aplikasi AI yang lebih tua dapat menyebabkan biaya yang lebih tinggi dalam jangka panjang. Biaya untuk memperbaiki masalah yang terakumulasi, mengganti aplikasi yang tidak dapat diperbaiki, dan mengatasi masalah kinerja dapat dengan cepat bertambah.

  • Biaya perbaikan yang lebih tinggi: Memperbaiki masalah yang terakumulasi dapat menjadi lebih mahal daripada mencegahnya sejak awal.
  • Biaya penggantian yang lebih tinggi: Jika aplikasi menjadi tidak dapat diperbaiki, biaya penggantian dapat menjadi signifikan.
  • Kerugian finansial dari waktu henti: Waktu henti dan masalah kinerja dapat menyebabkan kerugian finansial.

Mengapa Memperbaiki Aplikasi AI yang Lama Sama Pentingnya

Terlepas dari tantangan dan pertimbangan yang dijelaskan di atas, memperbaiki dan memelihara aplikasi AI yang lebih tua sama pentingnya, jika tidak lebih penting, daripada terus-menerus membangun yang baru.

A. Memaksimalkan Nilai Investasi yang Ada

Memelihara aplikasi AI yang ada memastikan pengembalian investasi yang berkelanjutan. Dengan memperpanjang umur aplikasi, kita dapat menghindari penggantian dini dan memanfaatkan nilai yang sudah dibangun di dalamnya. Ini adalah pendekatan hemat biaya yang memaksimalkan manfaat dari teknologi yang sudah ada.

  • Pengembalian investasi: Memelihara aplikasi AI yang ada memastikan pengembalian investasi yang berkelanjutan.
  • Memperpanjang umur: Pemeliharaan yang tepat memperpanjang umur aplikasi dan menghindari penggantian dini.
  • Memanfaatkan nilai: Aplikasi yang ada memiliki nilai yang sudah dibangun di dalamnya, seperti data dan basis kode, yang dapat dimanfaatkan.

B. Membangun Fondasi yang Lebih Kuat untuk Masa Depan

Aplikasi AI yang dipelihara dengan baik memberikan dasar yang kuat untuk inovasi di masa depan. Dengan menjaga kode tetap bersih, dapat dikelola, dan terkini, kita dapat membangun fitur dan fungsi baru di atas fondasi yang stabil. Ini mengurangi utang teknis dan menyederhanakan pengembangan di masa depan.

  • Dasar yang kuat: Aplikasi yang dipelihara dengan baik memberikan dasar yang kuat untuk inovasi di masa depan.
  • Fitur baru: Memungkinkan untuk membangun fitur dan fungsi baru di atas fondasi yang stabil.
  • Mengurangi utang teknis: Mengurangi utang teknis dan menyederhanakan pengembangan di masa depan.

C. Keamanan dan Keandalan

Memelihara aplikasi AI sangat penting untuk memastikan bahwa mereka tetap aman dan andal. Pembaruan keamanan rutin, perbaikan bug, dan pengujian yang cermat membantu melindungi data, menjaga privasi pengguna, dan meminimalkan risiko waktu henti dan masalah kinerja.

  • Keamanan: Memastikan bahwa aplikasi tetap aman dan terlindungi dari ancaman.
  • Keandalan: Meminimalkan risiko waktu henti dan masalah kinerja.
  • Perlindungan data: Melindungi data dan privasi pengguna.

D. Pengalaman Pengguna yang Lebih Baik

Pemeliharaan berkontribusi pada pengalaman pengguna yang lebih baik secara keseluruhan. Dengan menjaga aplikasi tetap relevan, mudah digunakan, dan berkinerja tinggi, kita dapat meningkatkan kepuasan dan loyalitas pengguna.

  • Relevansi: Memastikan bahwa aplikasi tetap relevan dan memenuhi kebutuhan pengguna.
  • Kemudahan penggunaan: Meningkatkan kemudahan penggunaan aplikasi.
  • Kepuasan pengguna: Meningkatkan kepuasan dan loyalitas pengguna.

Solusi dan Rekomendasi

Untuk mengatasi kecenderungan untuk mengabaikan aplikasi AI yang lebih tua, organisasi dan pengembang harus mengadopsi pendekatan proaktif yang menekankan pemeliharaan, peningkatan, dan dukungan berkelanjutan.

A. Mendorong Budaya Pemeliharaan dan Peningkatan

Budaya yang memprioritaskan pemeliharaan dan peningkatan itu penting. Ini dapat dicapai dengan mengakui dan menghargai pengembang yang bekerja pada pemeliharaan, menekankan pentingnya hal itu, dan mempromosikan budaya pembelajaran berkelanjutan.

  • Pengakuan: Mengenali dan menghargai pengembang yang bekerja pada pemeliharaan.
  • Penekanan: Menekankan pentingnya pemeliharaan dalam organisasi.
  • Pembelajaran: Mempromosikan budaya pembelajaran dan peningkatan berkelanjutan.

B. Berinvestasi dalam Alat dan Proses Pemeliharaan

Berinvestasi dalam alat dan proses pemeliharaan yang efisien dapat merampingkan proses pemeliharaan. Ini termasuk menggunakan alat dan teknik modern, menerapkan proses yang kuat untuk pengujian dan penyebaran, dan mengotomatiskan tugas-tugas pemeliharaan bila memungkinkan.

  • Alat modern: Menggunakan alat dan teknik modern untuk pemeliharaan.
  • Proses yang kuat: Menerapkan proses yang kuat untuk pengujian dan penyebaran.
  • Otomatisasi: Mengotomatiskan tugas-tugas pemeliharaan sebanyak mungkin.

C. Alokasikan Sumber Daya yang Cukup untuk Pemeliharaan

Organisasi harus mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk pemeliharaan aplikasi AI. Ini berarti memprioritaskan pemeliharaan dalam anggaran dan perencanaan, dan melibatkan tim yang berdedikasi untuk pemeliharaan.

  • Prioritaskan pemeliharaan: Memprioritaskan pemeliharaan dalam anggaran dan perencanaan.
  • Tim yang berdedikasi: Libatkan tim yang berdedikasi untuk pemeliharaan.
  • Anggaran yang cukup: Memastikan bahwa ada cukup anggaran untuk pemeliharaan.

D. Memfokuskan pada Utang Teknis dan Refaktorisasi

Mengatasi utang teknis secara teratur sangat penting. Ini melibatkan peninjauan dan perbaikan kode secara rutin untuk meningkatkan kejelasan dan pemeliharaan, menggunakan teknik pengujian otomatis untuk mendeteksi dan mencegah bug, dan melakukan refaktorisasi kode secara teratur.

  • Tinjauan rutin: Secara rutin meninjau dan memperbaiki kode.
  • Teknik pengujian: Menggunakan teknik pengujian otomatis untuk mendeteksi dan mencegah bug.
  • Refaktorisasi: Memfaktorkan ulang kode untuk meningkatkan kejelasan dan pemeliharaan.

Kesimpulan: Keseimbangan Antara Inovasi dan Pemeliharaan

Dalam lanskap AI yang dinamis, inovasi dan pemeliharaan sama-sama penting. Sementara daya tarik untuk membangun aplikasi AI baru tidak dapat disangkal, mengabaikan aplikasi yang ada dapat menyebabkan kerentanan keamanan, penurunan kinerja, dan hilangnya peluang. Dengan merangkul budaya pemeliharaan, berinvestasi dalam alat yang tepat, mengalokasikan sumber daya yang cukup, dan menangani utang teknis, kita dapat menemukan keseimbangan antara inovasi dan pemeliharaan. Keseimbangan ini akan memastikan bahwa aplikasi AI yang ada tetap relevan, aman, dan efisien, membuka jalan bagi masa depan aplikasi AI yang berkelanjutan dan sukses.

Mari berupaya memprioritaskan pemeliharaan aplikasi AI yang ada dan mengamankan masa depan teknologi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

“`

omcoding

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *