Wednesday

18-06-2025 Vol 19

Client-side vs Server-side Rendering in Next.JS Explained

Client-Side vs. Server-Side Rendering di Next.js: Penjelasan Lengkap

Dalam dunia pengembangan web modern, memilih metode rendering yang tepat sangat penting untuk performa, SEO, dan pengalaman pengguna. Next.js, kerangka kerja React yang populer, menawarkan fleksibilitas untuk menggunakan client-side rendering (CSR), server-side rendering (SSR), dan bahkan static site generation (SSG). Artikel ini akan menyelami perbedaan antara CSR dan SSR di Next.js, membahas kelebihan dan kekurangan masing-masing, serta panduan kapan menggunakan salah satunya.

Daftar Isi

  1. Pendahuluan: Pentingnya Rendering yang Tepat
  2. Apa itu Client-Side Rendering (CSR)?
  3. Apa itu Server-Side Rendering (SSR)?
  4. Perbandingan Langsung: CSR vs SSR
  5. SSR di Next.js: getServerSideProps
  6. CSR di Next.js
  7. Pertimbangan Lainnya: SSG dan ISR
  8. Kesimpulan: Memilih Strategi Rendering yang Tepat untuk Proyek Anda

Pendahuluan: Pentingnya Rendering yang Tepat

Memilih metode rendering yang tepat untuk aplikasi web Anda adalah keputusan penting yang secara signifikan memengaruhi performa, SEO, dan pengalaman pengguna. Keputusan ini tidak boleh dianggap enteng, karena dapat berdampak langsung pada keberhasilan aplikasi Anda. Next.js menawarkan fleksibilitas yang luar biasa dengan mendukung client-side rendering (CSR), server-side rendering (SSR), dan static site generation (SSG), memungkinkan pengembang untuk mengoptimalkan aplikasi mereka untuk kasus penggunaan tertentu.

Memahami nuansa setiap metode rendering adalah kunci untuk membuat pilihan yang tepat. Artikel ini akan memberikan analisis mendalam tentang CSR dan SSR di Next.js, menyoroti kelebihan, kekurangan, dan kasus penggunaan ideal untuk masing-masingnya. Kami juga akan membahas secara singkat SSG dan ISR sebagai alternatif yang layak.

Apa itu Client-Side Rendering (CSR)?

Client-side rendering (CSR) adalah teknik di mana sebagian besar logika rendering terjadi di browser sisi klien menggunakan JavaScript. Browser menerima dokumen HTML minimal dari server, dan kemudian JavaScript mengunduh dan merender konten dinamis.

Cara Kerja CSR

  1. Pengguna meminta halaman dari server.
  2. Server mengirimkan dokumen HTML kosong atau hampir kosong yang berisi tautan ke berkas JavaScript.
  3. Browser mengunduh berkas JavaScript.
  4. JavaScript dieksekusi, mengambil data dari API (biasanya dalam format JSON).
  5. JavaScript kemudian memanipulasi DOM (Document Object Model) untuk merender konten ke halaman.

Kelebihan CSR

  • Transisi Halaman Cepat: Setelah aplikasi awal dimuat, navigasi antara halaman biasanya lebih cepat karena browser hanya perlu memperbarui bagian-bagian tertentu dari DOM daripada memuat ulang seluruh halaman.
  • Interaktivitas Kaya: CSR memungkinkan pembuatan aplikasi web yang sangat interaktif dengan pembaruan UI instan sebagai respons terhadap tindakan pengguna.
  • Caching Efisien: Aset statis (JavaScript, CSS, gambar) dapat di-cache secara agresif di browser, mengurangi beban server dan meningkatkan waktu muat berikutnya.
  • Pengembangan Terpisah (Backend dan Frontend): CSR memungkinkan pemisahan yang jelas antara frontend dan backend, memungkinkan tim untuk bekerja secara independen. Frontend dapat berinteraksi dengan backend melalui API.

Kekurangan CSR

  • Waktu Muat Awal Lebih Lama: Pengguna harus mengunduh, memproses, dan mengeksekusi berkas JavaScript yang besar sebelum konten apa pun ditampilkan, yang dapat mengakibatkan waktu muat awal yang lebih lama, terutama pada koneksi internet yang lambat atau perangkat seluler.
  • SEO Buruk: Mesin pencari mungkin mengalami kesulitan mengindeks konten yang dirender secara dinamis oleh JavaScript. Meskipun perayap Google telah meningkat dalam menangani JavaScript, SSR umumnya memberikan hasil SEO yang lebih baik.
  • Membutuhkan JavaScript: CSR bergantung pada JavaScript untuk merender konten. Jika JavaScript dinonaktifkan atau gagal dieksekusi, pengguna mungkin melihat halaman kosong atau rusak.
  • Membutuhkan Daya Perangkat: Rendering DOM dan menjalankan JavaScript memerlukan sumber daya CPU dan memori. Aplikasi CSR dapat menjadi berat sumber daya, terutama pada perangkat yang lebih lama atau kurang bertenaga.

Kapan Menggunakan CSR

  • Aplikasi Web Interaktif: CSR sangat cocok untuk aplikasi web yang membutuhkan interaktivitas tinggi dan pembaruan UI dinamis, seperti dasbor, aplikasi email, atau alat manajemen proyek.
  • Aplikasi yang Terautentikasi: Untuk aplikasi yang membutuhkan autentikasi pengguna, CSR seringkali merupakan pilihan yang lebih baik karena memungkinkan penanganan autentikasi sisi klien dan melindungi rute tertentu.
  • Ketika SEO Bukan Prioritas Utama: Jika SEO bukan merupakan persyaratan utama, CSR dapat menjadi pilihan yang tepat, terutama jika pengalaman pengguna dan interaktivitas lebih penting.
  • Aplikasi Web yang Berinteraksi dengan API Komprehensif: Ketika aplikasi Anda mengandalkan data yang ditarik dari API, CSR dapat menjadi pilihan yang efisien.

Apa itu Server-Side Rendering (SSR)?

Server-side rendering (SSR) adalah teknik di mana halaman HTML lengkap dirender di server dan dikirim ke browser. Browser hanya perlu menampilkan HTML yang diterima, tanpa perlu menjalankan JavaScript untuk merender konten awal.

Cara Kerja SSR

  1. Pengguna meminta halaman dari server.
  2. Server menjalankan kode JavaScript untuk merender halaman HTML lengkap.
  3. Server mengirimkan HTML yang dirender ke browser.
  4. Browser menampilkan HTML.
  5. Browser mengunduh dan menjalankan berkas JavaScript untuk menambahkan interaktivitas (hydration).

Kelebihan SSR

  • SEO Lebih Baik: Mesin pencari dapat dengan mudah mengindeks konten HTML yang dirender oleh server.
  • Waktu Muat Awal Lebih Cepat: Pengguna melihat konten lebih cepat karena browser menerima HTML yang dirender sepenuhnya. Ini meningkatkan First Contentful Paint (FCP) dan Largest Contentful Paint (LCP).
  • Pengalaman Pengguna Lebih Baik: Waktu muat awal yang lebih cepat meningkatkan pengalaman pengguna, terutama pada koneksi internet yang lambat atau perangkat seluler.
  • Pratinjau Tautan Media Sosial Lebih Baik: Platform media sosial dapat dengan mudah menghasilkan pratinjau tautan yang akurat karena mereka menerima HTML yang dirender sepenuhnya.

Kekurangan SSR

  • Beban Server Lebih Tinggi: Server harus melakukan rendering halaman untuk setiap permintaan, yang dapat meningkatkan beban server, terutama untuk aplikasi dengan lalu lintas tinggi.
  • Waktu Untuk Interaktif (TTI) Lebih Lama: Meskipun konten muncul lebih cepat, pengguna mungkin harus menunggu JavaScript diunduh dan dieksekusi (hydration) sebelum halaman menjadi interaktif sepenuhnya.
  • Kompleksitas Pengembangan Lebih Tinggi: SSR memerlukan konfigurasi server dan penanganan data yang lebih kompleks daripada CSR.
  • Kemungkinan Masalah Hydration: Hydration adalah proses di mana JavaScript sisi klien “mengambil alih” HTML yang dirender server. Ketidaksesuaian antara HTML yang dirender server dan keadaan sisi klien dapat menyebabkan masalah hydration.

Kapan Menggunakan SSR

  • Ketika SEO Penting: SSR sangat penting untuk aplikasi yang mengandalkan SEO untuk menarik lalu lintas organik, seperti blog, situs web berita, atau toko e-commerce.
  • Ketika Waktu Muat Awal Penting: SSR memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik dengan menampilkan konten lebih cepat, yang sangat penting untuk situs web yang berorientasi pada seluler atau di area dengan konektivitas yang buruk.
  • Untuk Situs Web Konten Statis dengan Beberapa Interaksi: SSR cocok untuk situs web yang sebagian besar konten statis tetapi masih memerlukan beberapa interaksi pengguna, seperti situs web perusahaan atau halaman arahan.
  • Untuk meningkatkan pratinjau tautan di media sosial: Dengan SSR, meta data dan deskripsi halaman dapat dengan mudah dikirim ke perayap media sosial, yang menghasilkan pratinjau yang lebih kaya.

Perbandingan Langsung: CSR vs SSR

Bagian ini menyediakan perbandingan langsung antara CSR dan SSR dalam berbagai aspek penting.

Performa

  • Waktu Muat Awal: SSR unggul dalam waktu muat awal karena browser menerima HTML yang dirender sepenuhnya. CSR membutuhkan browser untuk mengunduh dan menjalankan JavaScript sebelum merender konten.
  • Waktu Untuk Interaktif (TTI): CSR seringkali memiliki TTI yang lebih cepat karena JavaScript sudah ada di sisi klien setelah pemuatan awal. SSR membutuhkan hydration, yang dapat menunda TTI.
  • Beban Server: SSR menempatkan beban yang lebih tinggi pada server karena server harus melakukan rendering halaman untuk setiap permintaan. CSR memindahkan sebagian besar beban rendering ke browser klien.

SEO

  • Pengindeksan: SSR secara signifikan lebih baik untuk SEO karena mesin pencari dapat dengan mudah mengindeks konten HTML yang dirender server. CSR dapat mengalami kesulitan diindeks dengan benar.
  • Perayapan: SSR memungkinkan mesin pencari untuk merayapi dan memahami konten situs web Anda lebih efisien.

Pengalaman Pengguna (UX)

  • Persepsi Kecepatan: SSR memberikan persepsi kecepatan yang lebih baik karena konten muncul lebih cepat.
  • Interaktivitas: CSR memungkinkan aplikasi web yang lebih interaktif dengan pembaruan UI instan.
  • Aksesibilitas: SSR dapat meningkatkan aksesibilitas dengan menyediakan HTML yang terstruktur dengan baik kepada pembaca layar.

Kompleksitas Pengembangan

  • Konfigurasi: SSR memerlukan konfigurasi server dan penanganan data yang lebih kompleks daripada CSR.
  • Debugging: Debugging aplikasi SSR bisa lebih menantang daripada debugging aplikasi CSR karena kode dijalankan di server dan di klien.

SSR di Next.js: getServerSideProps

Next.js menyediakan fungsi `getServerSideProps` untuk mengimplementasikan SSR. Fungsi ini dijalankan di server pada setiap permintaan dan memungkinkan Anda untuk mengambil data dan meneruskannya sebagai props ke komponen halaman Anda.

Memahami getServerSideProps

  • getServerSideProps hanya berjalan di server.
  • Fungsi ini harus diekspor sebagai fungsi asinkron dari halaman.
  • Fungsi ini menerima objek `context` sebagai argumen, yang berisi informasi tentang permintaan, seperti parameter kueri, header, dan cookie.
  • Fungsi ini harus mengembalikan objek yang berisi props yang akan diteruskan ke komponen halaman.

Contoh Penggunaan getServerSideProps

Berikut adalah contoh bagaimana menggunakan `getServerSideProps` untuk mengambil data dari API dan meneruskannya ke komponen halaman:

pages/posts/[id].js


import { useRouter } from 'next/router';

function Post({ post }) {
  const router = useRouter();

  if (router.isFallback) {
    return <div>Loading...</div>
  }

  return (
    <div>
      <h1>{post.title}</h1>
      <p>{post.body}</p>
    </div>
  );
}

export async function getServerSideProps(context) {
  const { id } = context.params;
  const res = await fetch(`https://jsonplaceholder.typicode.com/posts/${id}`);
  const post = await res.json();

  return {
    props: {
      post,
    },
  };
}

export default Post;

Dalam contoh ini, `getServerSideProps` mengambil ID pos dari parameter rute, mengambil data pos dari API, dan meneruskannya sebagai props ke komponen `Post`. Halaman akan dirender di server pada setiap permintaan, memastikan SEO yang optimal dan waktu muat awal yang cepat.

CSR di Next.js

Meskipun Next.js dikenal dengan SSR dan SSG, CSR juga merupakan pilihan yang valid dan sering digunakan. Anda dapat menerapkan CSR di Next.js dengan menggunakan hook `useEffect` dari React untuk mengambil data di sisi klien setelah komponen dipasang.

Menggunakan useEffect untuk Client-Side Fetching

Hook `useEffect` memungkinkan Anda untuk melakukan efek samping dalam komponen fungsional. Efek samping adalah operasi yang tidak murni, seperti mengambil data, memanipulasi DOM, atau mengatur timer. `useEffect` dijalankan setelah komponen dirender ke DOM.

Contoh Penggunaan useEffect

Berikut adalah contoh bagaimana menggunakan `useEffect` untuk mengambil data di sisi klien:

pages/profile.js


import { useState, useEffect } from 'react';

function Profile() {
  const [userData, setUserData] = useState(null);
  const [loading, setLoading] = useState(true);
  const [error, setError] = useState(null);

  useEffect(() => {
    async function fetchData() {
      try {
        const res = await fetch('/api/user'); // Endpoint API yang akan mengambil data user
        if (!res.ok) {
          throw new Error(`HTTP error! status: ${res.status}`);
        }
        const data = await res.json();
        setUserData(data);
        setLoading(false);
      } catch (err) {
        setError(err);
        setLoading(false);
      }
    }

    fetchData();
  }, []); // Array dependensi kosong berarti efek ini hanya dijalankan sekali saat komponen dipasang

  if (loading) {
    return <div>Loading profile data...</div>;
  }

  if (error) {
    return <div>Error: {error.message}</div>;
  }

  return (
    <div>
      <h1>Profile</h1>
      <p>Name: {userData.name}</p>
      <p>Email: {userData.email}</p>
    </div>
  );
}

export default Profile;

Dalam contoh ini, `useEffect` digunakan untuk mengambil data pengguna dari endpoint API `/api/user` saat komponen `Profile` dipasang. Data kemudian disimpan dalam keadaan `userData` dan digunakan untuk merender profil pengguna. Ini adalah contoh sederhana CSR, di mana konten halaman dirender di sisi klien setelah komponen dimuat. Implementasikan fungsi API endpoint user (`/api/user`) secara terpisah.

Pertimbangan Lainnya: SSG dan ISR

Selain CSR dan SSR, Next.js juga mendukung static site generation (SSG) dan incremental static regeneration (ISR). Metode ini menawarkan pendekatan yang berbeda untuk rendering dan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Static Site Generation (SSG)

SSG adalah proses menghasilkan halaman HTML pada waktu build. Halaman-halaman ini kemudian dapat disajikan langsung dari CDN tanpa perlu rendering server. SSG sangat cocok untuk situs web dengan konten statis yang jarang berubah, seperti blog, dokumentasi, atau situs web pemasaran.

Kelebihan SSG:

  • Performa Ekstrem: Halaman HTML disajikan langsung dari CDN, menghasilkan waktu muat yang sangat cepat.
  • SEO yang Sangat Baik: Mesin pencari dapat dengan mudah mengindeks konten HTML statis.
  • Keamanan Tinggi: Tidak ada kode server yang perlu dieksekusi, mengurangi risiko kerentanan keamanan.
  • Skalabilitas: Halaman statis dapat diskalakan secara horizontal dengan mudah menggunakan CDN.

Kekurangan SSG:

  • Tidak Cocok untuk Konten Dinamis: SSG tidak cocok untuk situs web dengan konten dinamis yang sering berubah.
  • Waktu Build Lebih Lama: Menghasilkan halaman statis untuk situs web besar dapat memakan waktu.

Incremental Static Regeneration (ISR)

ISR adalah perpanjangan dari SSG yang memungkinkan Anda untuk memperbarui halaman statis setelah situs web disebarkan. Anda dapat menentukan interval di mana halaman statis akan diregenerasi di latar belakang. ISR menggabungkan kelebihan SSG (performa dan SEO) dengan kemampuan untuk memperbarui konten secara teratur.

Kelebihan ISR:

  • Performa Tinggi dengan Pembaruan Konten: ISR memberikan performa tinggi seperti SSG sambil memungkinkan Anda untuk memperbarui konten secara berkala.
  • SEO yang Baik: Mesin pencari dapat mengindeks konten statis yang diperbarui secara teratur.
  • Fleksibilitas: Anda dapat mengontrol seberapa sering halaman statis diregenerasi.

Kekurangan ISR:

  • Kompleksitas Tambahan: ISR memerlukan konfigurasi tambahan dibandingkan dengan SSG.
  • Latensi Pembaruan: Ada latensi antara saat konten diperbarui dan saat perubahan tercermin di halaman statis.

Kesimpulan: Memilih Strategi Rendering yang Tepat untuk Proyek Anda

Memilih antara CSR, SSR, SSG, dan ISR di Next.js bergantung pada kebutuhan spesifik proyek Anda. Berikut adalah beberapa panduan:

  • Gunakan SSR jika SEO dan waktu muat awal sangat penting, dan jika Anda memiliki server yang kuat untuk menangani beban rendering.
  • Gunakan CSR jika Anda membangun aplikasi web yang sangat interaktif yang membutuhkan pembaruan UI dinamis, dan jika SEO bukan prioritas utama.
  • Gunakan SSG jika Anda memiliki situs web dengan konten statis yang jarang berubah, dan jika performa dan SEO sangat penting.
  • Gunakan ISR jika Anda memiliki situs web dengan konten yang perlu diperbarui secara teratur, dan jika Anda ingin menggabungkan kelebihan SSG dan kemampuan pembaruan konten.

Dengan memahami kelebihan dan kekurangan setiap metode rendering, Anda dapat membuat keputusan yang tepat dan mengoptimalkan aplikasi Next.js Anda untuk performa, SEO, dan pengalaman pengguna yang optimal. Pertimbangkan secara cermat persyaratan proyek Anda dan pilihlah strategi rendering yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda. Eksperimen dan pengujian juga penting untuk memahami dampak dari setiap pendekatan pada aplikasi Anda.

“`

omcoding

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *