Thursday

19-06-2025 Vol 19

Effect Unit in Clean Architecture for Frontend Applications

Efek Unit dalam Arsitektur Bersih untuk Aplikasi Frontend: Panduan Lengkap

Dalam pengembangan aplikasi frontend modern, arsitektur yang bersih dan terstruktur sangat penting untuk pemeliharaan, skalabilitas, dan pengujian. Arsitektur Bersih (Clean Architecture) menawarkan pendekatan yang teruji waktu untuk mencapai tujuan ini. Salah satu konsep penting dalam menerapkan Arsitektur Bersih di frontend adalah penggunaan “Efek Unit” (Effect Units). Artikel ini akan membahas secara mendalam apa itu Efek Unit, mengapa mereka penting, dan bagaimana cara menerapkannya secara efektif dalam aplikasi frontend Anda.

Daftar Isi

  1. Pendahuluan: Mengapa Arsitektur Bersih Penting untuk Frontend?
  2. Apa itu Arsitektur Bersih?
    1. Empat Prinsip Utama Arsitektur Bersih
    2. Lapisan-Lapisan Arsitektur Bersih
  3. Memahami Efek Unit
    1. Definisi Efek Unit
    2. Jenis-Jenis Efek Unit Umum di Frontend
  4. Mengapa Efek Unit Penting dalam Arsitektur Bersih Frontend?
    1. Pemetaan Concern yang Jelas
    2. Kemudahan Pengujian
    3. Peningkatan Pemeliharaan
    4. Kode yang Lebih Reusable
  5. Menerapkan Efek Unit di Frontend
    1. Mengidentifikasi Efek
    2. Membuat Efek Unit
    3. Menangani Side Effects
    4. Integrasi dengan Framework/Library Frontend
  6. Pola Desain untuk Efek Unit
    1. Pola Command
    2. Pola Observer
    3. Pola Repository
  7. Contoh Kode Implementasi Efek Unit (JavaScript/TypeScript)
    1. Contoh Sederhana: Logging
    2. Contoh Tingkat Lanjut: Fetching Data
  8. Mengatasi Tantangan Umum dengan Efek Unit
    1. Kompleksitas yang Berlebihan
    2. Manajemen State
    3. Pengujian Asinkron
  9. Alat dan Library untuk Membantu dengan Efek Unit
    1. Redux Effects
    2. RxJS Observables
    3. fp-ts (Functional Programming TypeScript)
  10. Studi Kasus: Menggunakan Efek Unit dalam Aplikasi Riil
  11. Praktik Terbaik untuk Efek Unit
    1. Jaga Efek Unit Tetap Kecil dan Terfokus
    2. Gunakan Abstraksi yang Tepat
    3. Tulis Unit Test yang Komprehensif
  12. Kesimpulan: Masa Depan Efek Unit dalam Pengembangan Frontend

1. Pendahuluan: Mengapa Arsitektur Bersih Penting untuk Frontend?

Pengembangan frontend telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Aplikasi web modern menjadi semakin kompleks, dengan logika bisnis yang signifikan dipindahkan ke sisi klien. Akibatnya, penting untuk memiliki arsitektur yang solid yang dapat menangani kompleksitas ini sambil tetap mempertahankan kode yang bersih, dapat dipelihara, dan mudah diuji. Arsitektur Bersih menyediakan kerangka kerja untuk mencapai tujuan ini.

2. Apa itu Arsitektur Bersih?

Arsitektur Bersih, yang dipopulerkan oleh Robert C. Martin (Uncle Bob), adalah paradigma desain perangkat lunak yang menekankan pemisahan concern, ketergantungan yang diarahkan, dan kemampuan pengujian. Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan sistem yang:

  • Independen dari framework
  • Dapat diuji
  • Independen dari UI
  • Independen dari database
  • Independen dari agen eksternal

2.1. Empat Prinsip Utama Arsitektur Bersih

  1. Single Responsibility Principle (SRP): Setiap modul atau kelas harus memiliki satu, dan hanya satu, alasan untuk berubah.
  2. Open/Closed Principle (OCP): Entitas perangkat lunak (kelas, modul, fungsi, dll.) harus terbuka untuk perluasan tetapi tertutup untuk modifikasi.
  3. Liskov Substitution Principle (LSP): Objek dari superclass harus dapat diganti dengan objek dari subclass tanpa memengaruhi kebenaran program.
  4. Dependency Inversion Principle (DIP): Modul tingkat tinggi tidak boleh bergantung pada modul tingkat rendah. Keduanya harus bergantung pada abstraksi. Abstraksi tidak boleh bergantung pada detail. Detail harus bergantung pada abstraksi.

2.2. Lapisan-Lapisan Arsitektur Bersih

Arsitektur Bersih biasanya digambarkan sebagai serangkaian lingkaran konsentris, dengan lapisan paling dalam adalah yang paling independen dan stabil. Lapisan-lapisan tersebut, dari dalam ke luar, biasanya adalah:

  1. Entities: Aturan bisnis kritikal perusahaan. Dapat berupa objek dengan metode atau struktur data sederhana. Lapisan ini paling tidak mungkin berubah.
  2. Use Cases: Mengatur aliran data ke dan dari Entitas. Mereka mengenkapsulasi logika bisnis spesifik aplikasi.
  3. Interface Adapters: Mengonversi data dari format yang paling nyaman untuk Use Cases dan Entitas, ke format yang paling nyaman untuk beberapa agen eksternal seperti Database atau Web. Lapisan ini berisi Presenters, Views, dan Controllers.
  4. Frameworks and Drivers: Lapisan terluar. Terdiri dari framework dan alat seperti Web Framework, Database, dll. Kode di sini sangat volatil dan sering berubah.

Aturan ketergantungan adalah bahwa lapisan luar hanya dapat bergantung pada lapisan dalam. Lapisan dalam tidak mengetahui apa pun tentang lapisan luar.

3. Memahami Efek Unit

3.1. Definisi Efek Unit

Dalam konteks Arsitektur Bersih, Efek Unit adalah unit kode kecil, terisolasi, dan dapat diuji yang bertanggung jawab untuk melakukan side effect. Side effect adalah operasi yang memengaruhi state di luar cakupan fungsi atau modul. Contoh side effect meliputi:

  • Membuat permintaan HTTP
  • Berinteraksi dengan DOM
  • Menulis ke console
  • Mengakses local storage
  • Mengubah state global

Tujuan dari Efek Unit adalah untuk mengkapsulasi side effect ini dan membuatnya lebih mudah untuk dikelola dan diuji.

3.2. Jenis-Jenis Efek Unit Umum di Frontend

Berikut adalah beberapa contoh umum Efek Unit di aplikasi frontend:

  • Efek Jaringan: Mengelola permintaan dan respons HTTP ke API.
  • Efek Penyimpanan: Membaca dan menulis data ke local storage atau cookie.
  • Efek DOM: Memodifikasi elemen DOM, seperti menambahkan kelas atau memperbarui teks.
  • Efek Logging: Mencatat pesan ke console atau layanan logging.
  • Efek Routing: Mengubah rute aplikasi.
  • Efek Notifikasi: Menampilkan pesan pemberitahuan kepada pengguna.

4. Mengapa Efek Unit Penting dalam Arsitektur Bersih Frontend?

4.1. Pemetaan Concern yang Jelas

Efek Unit membantu memisahkan logika bisnis inti dari side effect. Ini menghasilkan kode yang lebih mudah dibaca, dipahami, dan dipelihara. Logika bisnis murni tetap berada di dalam Use Cases dan Entities, sedangkan interaksi dengan dunia luar (melalui side effect) ditangani oleh Efek Unit.

4.2. Kemudahan Pengujian

Dengan mengisolasi side effect ke dalam Efek Unit, kita dapat menguji logika bisnis inti kita tanpa harus berurusan dengan ketergantungan eksternal. Kita dapat mengejek (mock) Efek Unit dan memverifikasi bahwa logika bisnis memanggilnya dengan parameter yang benar.

4.3. Peningkatan Pemeliharaan

Ketika side effect diisolasi, lebih mudah untuk mengubah atau memperbarui tanpa memengaruhi bagian lain dari aplikasi. Misalnya, jika kita perlu beralih dari menggunakan `fetch` API ke `axios` untuk membuat permintaan HTTP, kita hanya perlu mengubah Efek Unit jaringan, bukan seluruh codebase.

4.4. Kode yang Lebih Reusable

Efek Unit dapat dirancang untuk menjadi reusable. Misalnya, kita dapat memiliki Efek Unit logging yang dapat digunakan di seluruh aplikasi untuk mencatat pesan dengan format yang konsisten.

5. Menerapkan Efek Unit di Frontend

5.1. Mengidentifikasi Efek

Langkah pertama adalah mengidentifikasi semua side effect dalam aplikasi Anda. Telusuri kode Anda dan cari operasi yang memengaruhi state eksternal. Tanyakan pada diri sendiri:

  • Apakah fungsi ini berinteraksi dengan API eksternal?
  • Apakah fungsi ini memodifikasi DOM?
  • Apakah fungsi ini menulis ke storage?
  • Apakah fungsi ini menyebabkan perubahan rute?

5.2. Membuat Efek Unit

Setelah Anda mengidentifikasi side effect, buat Efek Unit untuk setiap efek. Efek Unit harus menjadi fungsi atau kelas kecil yang bertanggung jawab untuk melakukan side effect tertentu. Efek Unit harus menerima semua data yang dibutuhkan sebagai argumen dan harus mengembalikan data yang diperlukan oleh logika bisnis.

5.3. Menangani Side Effects

Implementasikan logika untuk melakukan side effect dalam Efek Unit. Pastikan untuk menangani kesalahan dengan tepat dan untuk mengembalikan data yang relevan ke logika bisnis.

5.4. Integrasi dengan Framework/Library Frontend

Integrasikan Efek Unit ke dalam framework atau library frontend Anda. Bergantung pada framework yang Anda gunakan, Anda mungkin perlu menggunakan pola desain tertentu atau alat bantu untuk mengelola efek.

Contoh:

  • React: Gunakan `useEffect` hook untuk memanggil Efek Unit di komponen fungsional. Pertimbangkan penggunaan library state management seperti Redux dengan Redux Saga atau Redux Thunk untuk mengelola efek yang lebih kompleks.
  • Vue.js: Gunakan `watchers` atau Vuex (library state management) untuk memicu Efek Unit.
  • Angular: Gunakan Services dan RxJS Observables untuk mengelola Efek Unit. Gunakan `@Effect` decorator dari NgRx (library state management) untuk menangani efek yang lebih kompleks.

6. Pola Desain untuk Efek Unit

6.1. Pola Command

Pola Command mengenkapsulasi permintaan sebagai objek, memungkinkan parameterisasi klien dengan permintaan, antrian atau pencatatan permintaan, dan mendukung operasi yang dapat dibatalkan. Dalam konteks Efek Unit, Command dapat mewakili operasi yang perlu dilakukan (misalnya, “BuatPermintaanHTTP”, “SimpanKeLocalStorage”). Command kemudian dieksekusi oleh invoker (misalnya, Use Case) yang tidak perlu mengetahui detail implementasi dari operasi tersebut.

6.2. Pola Observer

Pola Observer mendefinisikan dependensi satu-ke-banyak antara objek sehingga ketika satu objek mengubah state, semua dependensinya diberi tahu dan diperbarui secara otomatis. Dalam Efek Unit, Observer dapat digunakan untuk memberi tahu komponen UI tentang perubahan state yang disebabkan oleh side effect. Misalnya, Efek Unit jaringan dapat memberi tahu komponen UI ketika data baru telah diambil dari API.

6.3. Pola Repository

Pola Repository menyediakan abstraksi ke lapisan persisten data (misalnya, database, API). Ini memungkinkan logika bisnis untuk mengakses data tanpa mengetahui detail implementasi penyimpanan data. Dalam Efek Unit, Repository dapat digunakan untuk mengkapsulasi interaksi dengan API eksternal. Efek Unit kemudian dapat menggunakan Repository untuk mengambil atau menyimpan data tanpa harus berurusan langsung dengan API.

7. Contoh Kode Implementasi Efek Unit (JavaScript/TypeScript)

7.1. Contoh Sederhana: Logging

JavaScript:

“`javascript
// Efek Unit untuk logging
function logMessage(message) {
console.log(message);
}

// Use Case
function processData(data) {
// Logika bisnis
const processedData = data.toUpperCase();
logMessage(`Data diproses: ${processedData}`); // Memanggil Efek Unit
return processedData;
}

// Penggunaan
const result = processData(“contoh data”);
console.log(result);
“`

TypeScript:

“`typescript
// Efek Unit untuk logging
function logMessage(message: string): void {
console.log(message);
}

// Use Case
function processData(data: string): string {
// Logika bisnis
const processedData = data.toUpperCase();
logMessage(`Data diproses: ${processedData}`); // Memanggil Efek Unit
return processedData;
}

// Penggunaan
const result = processData(“contoh data”);
console.log(result);
“`

7.2. Contoh Tingkat Lanjut: Fetching Data

JavaScript:

“`javascript
// Efek Unit untuk fetching data
async function fetchData(url) {
try {
const response = await fetch(url);
if (!response.ok) {
throw new Error(`HTTP error! status: ${response.status}`);
}
const data = await response.json();
return data;
} catch (error) {
console.error(“Error fetching data:”, error);
throw error; // Re-throw error agar Use Case dapat menanganinya
}
}

// Use Case
async function getUserData(userId) {
try {
const url = `https://api.example.com/users/${userId}`;
const userData = await fetchData(url); // Memanggil Efek Unit
// Logika bisnis dengan data yang diterima
console.log(“User data:”, userData);
return userData;
} catch (error) {
console.error(“Failed to get user data:”, error);
// Penanganan kesalahan lebih lanjut
return null;
}
}

// Penggunaan
getUserData(123);
“`

TypeScript:

“`typescript
// Efek Unit untuk fetching data
async function fetchData(url: string): Promise {
try {
const response = await fetch(url);
if (!response.ok) {
throw new Error(`HTTP error! status: ${response.status}`);
}
const data: T = await response.json();
return data;
} catch (error) {
console.error(“Error fetching data:”, error);
throw error; // Re-throw error agar Use Case dapat menanganinya
}
}

// Use Case
async function getUserData(userId: number): Promise {
try {
const url = `https://api.example.com/users/${userId}`;
const userData = await fetchData(url); // Memanggil Efek Unit
// Logika bisnis dengan data yang diterima
console.log(“User data:”, userData);
return userData;
} catch (error) {
console.error(“Failed to get user data:”, error);
// Penanganan kesalahan lebih lanjut
return null;
}
}

// Penggunaan
getUserData(123);
“`

8. Mengatasi Tantangan Umum dengan Efek Unit

8.1. Kompleksitas yang Berlebihan

Meskipun Efek Unit menawarkan banyak manfaat, mereka juga dapat menambah kompleksitas kode Anda jika tidak digunakan dengan hati-hati. Hindari membuat Efek Unit terlalu granular. Cobalah untuk mengelompokkan efek terkait ke dalam satu unit, sambil tetap menjaga fokus dan testability.

8.2. Manajemen State

Manajemen state merupakan tantangan dalam aplikasi frontend, dan Efek Unit tidak secara otomatis menyelesaikannya. Pertimbangkan untuk menggunakan library manajemen state seperti Redux, Vuex, atau NgRx untuk mengelola state aplikasi Anda secara terpusat dan mudah diakses oleh Efek Unit Anda.

8.3. Pengujian Asinkron

Menguji Efek Unit asinkron dapat menjadi sulit. Pastikan Anda menggunakan teknik pengujian yang tepat, seperti mengejek (mocking) ketergantungan eksternal dan menggunakan `async/await` atau `Promise.resolve()` untuk menangani operasi asinkron.

9. Alat dan Library untuk Membantu dengan Efek Unit

9.1. Redux Effects (Redux Saga / Redux Thunk)

Redux Saga dan Redux Thunk adalah middleware populer untuk Redux yang memungkinkan Anda mengelola side effect dalam aplikasi Redux Anda. Redux Saga menggunakan generators untuk membuat side effect lebih mudah diuji dan dikelola. Redux Thunk memungkinkan Anda menulis action creator yang mengembalikan fungsi daripada objek, yang dapat digunakan untuk melakukan operasi asinkron.

9.2. RxJS Observables

RxJS (Reactive Extensions for JavaScript) adalah library yang menyediakan cara untuk bekerja dengan data asinkron menggunakan Observables. Observables dapat digunakan untuk mengelola side effect, seperti permintaan HTTP atau peristiwa DOM. RxJS menawarkan berbagai operator untuk mengubah dan menggabungkan Observables, yang membuatnya sangat fleksibel untuk menangani efek yang kompleks.

9.3. fp-ts (Functional Programming TypeScript)

fp-ts adalah library functional programming untuk TypeScript yang menyediakan berbagai tipe dan fungsi yang berguna untuk menulis kode yang lebih aman dan dapat diprediksi. fp-ts dapat digunakan untuk mengelola side effect dengan menggunakan tipe seperti `IO` dan `Task`. Tipe-tipe ini memungkinkan Anda untuk mengkapsulasi side effect dan menundanya hingga nanti.

10. Studi Kasus: Menggunakan Efek Unit dalam Aplikasi Riil

(Bagian ini akan memberikan contoh konkret bagaimana Efek Unit dapat digunakan dalam aplikasi frontend riil. Contohnya mungkin mencakup aplikasi e-commerce, dashboard, atau aplikasi media sosial. Studi kasus harus merinci tantangan yang dihadapi, solusi yang diterapkan menggunakan Efek Unit, dan manfaat yang diperoleh.)

Contoh: Aplikasi e-commerce dengan manajemen keranjang belanja.

  • Tantangan: Mengelola keranjang belanja pengguna (menambahkan item, menghapus item, memperbarui kuantitas) dan mensinkronisasikannya dengan backend API.
  • Solusi:
    • Efek Unit untuk Menambahkan Item: Mengirim permintaan POST ke API untuk menambahkan item ke keranjang belanja pengguna. Menangani kesalahan dan memperbarui state lokal keranjang belanja.
    • Efek Unit untuk Menghapus Item: Mengirim permintaan DELETE ke API untuk menghapus item dari keranjang belanja pengguna. Menangani kesalahan dan memperbarui state lokal keranjang belanja.
    • Efek Unit untuk Memperbarui Kuantitas: Mengirim permintaan PUT ke API untuk memperbarui kuantitas item dalam keranjang belanja pengguna. Menangani kesalahan dan memperbarui state lokal keranjang belanja.
  • Manfaat:
    • Pemisahan concern yang jelas: Logika bisnis keranjang belanja (perhitungan harga, validasi) terpisah dari interaksi API.
    • Kemudahan Pengujian: Efek Unit dapat di-mock untuk menguji logika bisnis keranjang belanja tanpa harus berinteraksi dengan API yang sebenarnya.
    • Pemeliharaan yang lebih baik: Perubahan pada API backend tidak memengaruhi logika bisnis keranjang belanja, dan sebaliknya.

11. Praktik Terbaik untuk Efek Unit

11.1. Jaga Efek Unit Tetap Kecil dan Terfokus

Setiap Efek Unit harus bertanggung jawab untuk melakukan satu tugas spesifik. Ini membuat mereka lebih mudah untuk dipahami, diuji, dan dipelihara.

11.2. Gunakan Abstraksi yang Tepat

Gunakan abstraksi untuk menyembunyikan detail implementasi dari Efek Unit. Misalnya, gunakan pola Repository untuk mengabstraksi interaksi dengan API. Ini membuat Efek Unit lebih fleksibel dan mudah diubah di masa depan.

11.3. Tulis Unit Test yang Komprehensif

Pastikan untuk menulis unit test yang komprehensif untuk setiap Efek Unit. Unit test harus memverifikasi bahwa Efek Unit melakukan side effect yang benar dan menangani kesalahan dengan tepat.

12. Kesimpulan: Masa Depan Efek Unit dalam Pengembangan Frontend

Efek Unit adalah alat yang ampuh untuk membangun aplikasi frontend yang bersih, dapat dipelihara, dan mudah diuji. Dengan memisahkan side effect dari logika bisnis inti, kita dapat membuat kode yang lebih modular, reusable, dan mudah diubah. Saat aplikasi frontend terus menjadi lebih kompleks, penggunaan Efek Unit akan menjadi semakin penting.

Dengan adopsi Arsitektur Bersih yang semakin meluas, Efek Unit akan terus berevolusi dan menjadi bagian integral dari toolkit pengembang frontend modern. Memahami dan menerapkan konsep ini akan sangat penting untuk membangun aplikasi yang kuat dan berkelanjutan di masa depan.

“`

omcoding

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *