Wednesday

18-06-2025 Vol 19

How I Built a Secure, Scalable Auth System in Next.js 15 (with JWT, Edge Middleware, and Drizzle)

Membangun Sistem Auth yang Aman dan Terukur di Next.js 15: JWT, Edge Middleware, dan Drizzle

Autentikasi dan otorisasi adalah fondasi dari banyak aplikasi web modern. Membangun sistem auth yang aman, terukur, dan efisien adalah tantangan yang sering dihadapi pengembang. Dalam posting blog ini, saya akan memandu Anda melalui proses membangun sistem auth yang kuat di Next.js 15, memanfaatkan JWT (JSON Web Tokens), Edge Middleware, dan Drizzle ORM.

Daftar Isi

  1. Pendahuluan
    • Mengapa Sistem Auth Penting?
    • Pentingnya Keamanan dan Skalabilitas
    • Ikhtisar Teknologi yang Digunakan (Next.js 15, JWT, Edge Middleware, Drizzle)
  2. Prasyarat
    • Pengetahuan Dasar Next.js dan React
    • Memahami Konsep Autentikasi dan Otorisasi
    • Node.js dan npm/yarn/pnpm Terinstal
  3. Penyiapan Proyek Next.js 15
    • Membuat Proyek Next.js Baru
    • Mengonfigurasi TypeScript (Opsional, Tetapi Disarankan)
    • Menyiapkan Variabel Lingkungan
  4. Implementasi JWT (JSON Web Tokens)
    • Mengapa JWT? Keuntungan dan Kerugian
    • Memasang Library JWT (jsonwebtoken)
    • Membuat Fungsi untuk Membuat dan Memverifikasi Token
    • Menyimpan JWT dengan Aman (HttpOnly Cookies)
  5. Penggunaan Drizzle ORM untuk Manajemen Pengguna
    • Pengenalan Drizzle ORM: Alternatif TypeScript-first untuk Prisma dan TypeORM
    • Menginstal Drizzle dan Driver Database (PostgreSQL, MySQL, dll.)
    • Mendefinisikan Skema Database (Users, Sessions)
    • Membuat Migrasi Database
    • Mengimplementasikan Fungsi untuk Membuat Pengguna, Login, dan Logout
  6. Edge Middleware untuk Perlindungan Rute
    • Apa itu Edge Middleware dan Mengapa Berguna?
    • Membuat Middleware untuk Memverifikasi JWT
    • Melindungi Rute Berbasis Peran (Role-Based Access Control – RBAC)
    • Menangani Redirect dan Respons yang Tidak Terotorisasi
  7. Mengimplementasikan Fitur Autentikasi
    • Formulir Pendaftaran dan Login
    • Logout
    • Lupa Kata Sandi (Opsional)
    • Verifikasi Email (Opsional)
  8. Keamanan Tingkat Lanjut
    • Melindungi dari Serangan CSRF (Cross-Site Request Forgery)
    • Menerapkan Rate Limiting
    • Sanitasi Input dan Validasi
    • Mengamankan Variabel Lingkungan
  9. Skalabilitas
    • Pertimbangan Skalabilitas Database
    • Caching JWT
    • Pemanfaatan Fitur Edge Function Next.js
  10. Pengujian
    • Menulis Unit Test dan Integration Test
    • Pengujian Keamanan
  11. Kesimpulan
    • Ringkasan Langkah-Langkah
    • Manfaat Sistem Auth yang Aman dan Terukur
    • Langkah Selanjutnya dan Sumber Daya

1. Pendahuluan

Dalam era digital saat ini, keamanan dan skalabilitas sistem autentikasi (auth) adalah yang terpenting. Aplikasi web modern bergantung pada sistem auth yang kuat untuk melindungi data pengguna, memvalidasi akses, dan memastikan pengalaman pengguna yang lancar. Bagian ini akan membahas mengapa sistem auth sangat penting, menekankan pentingnya keamanan dan skalabilitas, dan memperkenalkan teknologi yang akan kita gunakan: Next.js 15, JWT (JSON Web Tokens), Edge Middleware, dan Drizzle ORM.

Mengapa Sistem Auth Penting?

Sistem autentikasi memainkan peran penting dalam:

  • Melindungi Data Pengguna: Mencegah akses tidak sah ke informasi sensitif pengguna.
  • Memvalidasi Akses: Memastikan bahwa hanya pengguna yang terotentikasi yang dapat mengakses sumber daya tertentu.
  • Menegakkan Kontrol Akses: Mengimplementasikan izin dan peran untuk mengelola apa yang dapat dilakukan pengguna di aplikasi.
  • Audit dan Akuntabilitas: Melacak aktivitas pengguna untuk tujuan keamanan dan kepatuhan.
  • Membangun Kepercayaan: Meyakinkan pengguna bahwa data mereka aman dan privasi mereka dihormati.

Pentingnya Keamanan dan Skalabilitas

Keamanan sangat penting untuk mencegah pelanggaran data, akses tidak sah, dan serangan siber. Sistem auth yang aman melindungi informasi pengguna, memelihara kepercayaan, dan menghindari kerugian finansial dan reputasi.

Skalabilitas sama pentingnya, terutama untuk aplikasi yang diharapkan tumbuh dari waktu ke waktu. Sistem auth yang terukur dapat menangani peningkatan jumlah pengguna, permintaan, dan data tanpa mengorbankan kinerja atau keamanan. Skalabilitas memastikan bahwa aplikasi tetap responsif dan andal seiring dengan pertumbuhannya.

Ikhtisar Teknologi yang Digunakan

Kita akan menggunakan teknologi berikut untuk membangun sistem auth kita:

  • Next.js 15: Framework React yang populer untuk membangun aplikasi web yang berkinerja tinggi dan ramah SEO. Fitur-fiturnya seperti Server Components, Route Handlers, dan Middleware memungkinkan kita membuat sistem auth yang efisien dan aman.
  • JWT (JSON Web Tokens): Standar terbuka berbasis JSON untuk membuat token akses yang aman. JWT digunakan untuk mengotentikasi pengguna dan memberikan otorisasi akses ke sumber daya yang dilindungi.
  • Edge Middleware: Memungkinkan kita menjalankan kode di tepi jaringan CDN, lebih dekat dengan pengguna. Ini memungkinkan kita untuk memverifikasi token JWT dan menerapkan kontrol akses sebelum permintaan mencapai server kita, meningkatkan kinerja dan keamanan.
  • Drizzle ORM: ORM TypeScript-first modern yang menyediakan cara aman dan efisien untuk berinteraksi dengan database kita. Drizzle sangat ringan, modular, dan memberikan pengalaman pengembang yang luar biasa dengan keamanan jenis ujung-ke-ujung.

2. Prasyarat

Sebelum kita mulai membangun sistem auth kita, mari pastikan kita memiliki semua yang kita butuhkan:

  • Pengetahuan Dasar Next.js dan React: Keakraban dengan komponen React, props, state, dan konsep Next.js seperti routing dan data fetching adalah penting.
  • Memahami Konsep Autentikasi dan Otorisasi: Memahami perbedaan antara autentikasi (memverifikasi identitas pengguna) dan otorisasi (memberikan izin untuk mengakses sumber daya).
  • Node.js dan npm/yarn/pnpm Terinstal: Node.js adalah lingkungan runtime JavaScript yang memungkinkan kita menjalankan kode JavaScript di server kita. npm, yarn, atau pnpm adalah pengelola paket yang kita gunakan untuk menginstal library dan dependensi.

Pastikan Anda telah menginstal Node.js (versi 18 atau lebih tinggi) dan salah satu pengelola paket (npm, yarn, atau pnpm) di sistem Anda. Anda dapat mengunduh Node.js dari situs web resmi Node.js.

3. Penyiapan Proyek Next.js 15

Mari kita mulai dengan membuat proyek Next.js baru dan mengonfigurasinya untuk sistem auth kita.

Membuat Proyek Next.js Baru

Buka terminal Anda dan jalankan perintah berikut untuk membuat proyek Next.js baru:

“`bash
npx create-next-app@latest my-auth-app
“`

Ganti `my-auth-app` dengan nama yang Anda inginkan untuk proyek Anda. Pembuat aplikasi akan meminta Anda beberapa pertanyaan, seperti apakah akan menggunakan TypeScript, ESLint, Tailwind CSS, dan direktori `src`. Pilih opsi yang Anda sukai. Saya merekomendasikan menggunakan TypeScript dan direktori `src` untuk proyek yang lebih terstruktur.

Setelah proyek dibuat, navigasikan ke direktori proyek:

“`bash
cd my-auth-app
“`

Mengonfigurasi TypeScript (Opsional, Tetapi Disarankan)

Jika Anda memilih untuk menggunakan TypeScript, Anda dapat melanjutkan ke langkah berikutnya. Jika tidak, Anda dapat menambahkan TypeScript ke proyek Anda dengan menjalankan perintah berikut:

“`bash
npm install –save-dev typescript @types/react @types/node
“`

Kemudian, buat file `tsconfig.json` di direktori root proyek Anda dengan konten berikut:

“`json
{
“compilerOptions”: {
“target”: “es5”,
“lib”: [“dom”, “dom.iterable”, “esnext”],
“allowJs”: true,
“skipLibCheck”: true,
“strict”: true,
“forceConsistentCasingInFileNames”: true,
“noEmit”: true,
“esModuleInterop”: true,
“module”: “esnext”,
“moduleResolution”: “node”,
“resolveJsonModule”: true,
“isolatedModules”: true,
“jsx”: “preserve”,
“incremental”: true,
“baseUrl”: “.”,
“paths”: {
“@/*”: [“./src/*”]
}
},
“include”: [“next-env.d.ts”, “**/*.ts”, “**/*.tsx”],
“exclude”: [“node_modules”]
}
“`

Terakhir, ubah nama file `.js` Anda menjadi `.tsx` atau `.ts` jika Anda menggunakan JSX atau hanya TypeScript.

Menyiapkan Variabel Lingkungan

Variabel lingkungan digunakan untuk menyimpan data sensitif dan konfigurasi yang bervariasi antara lingkungan (misalnya, pengembangan, pengujian, produksi). Kita akan menggunakan variabel lingkungan untuk menyimpan secret JWT kita, URL database, dan konfigurasi lainnya.

Buat file `.env.local` di direktori root proyek Anda dan tambahkan variabel lingkungan berikut:

“`
JWT_SECRET=your-secret-key
DATABASE_URL=your-database-url
NEXT_PUBLIC_APP_URL=http://localhost:3000
“`

Ganti `your-secret-key` dengan secret acak dan kuat. Ganti `your-database-url` dengan URL database Anda. Ganti `http://localhost:3000` dengan URL aplikasi Anda.

Penting: Jangan pernah menyimpan file `.env.local` ke repositori git Anda. Tambahkan ke file `.gitignore` Anda untuk mencegahnya dilakukan.

4. Implementasi JWT (JSON Web Tokens)

JSON Web Tokens (JWT) adalah cara standar industri untuk mewakili klaim dengan aman antara dua pihak. Kita akan menggunakan JWT untuk mengotentikasi pengguna dan memberikan otorisasi akses ke sumber daya yang dilindungi.

Mengapa JWT? Keuntungan dan Kerugian

Keuntungan JWT:

  • Ringan: JWT adalah token kecil, sehingga efisien untuk ditransmisikan melalui jaringan.
  • Self-contained: JWT berisi semua informasi yang diperlukan untuk mengotentikasi pengguna dan memberikan otorisasi akses.
  • Stateless: JWT tidak memerlukan server untuk menyimpan informasi sesi, sehingga memudahkan untuk menskalakan aplikasi kita.
  • Dapat Diverifikasi: JWT dapat diverifikasi menggunakan secret atau kunci publik, sehingga memastikan bahwa token tersebut tidak dirusak.

Kerugian JWT:

  • Tidak Dapat Dicabut: Setelah JWT diterbitkan, ia tidak dapat dicabut sampai kedaluwarsa. Ini berarti bahwa jika token dicuri, itu dapat digunakan sampai kedaluwarsa.
  • Ukuran: JWT dapat menjadi cukup besar jika berisi banyak klaim.
  • Kompleksitas: Menerapkan dan mengelola JWT dapat menjadi kompleks, terutama untuk pemula.

Memasang Library JWT (jsonwebtoken)

Kita akan menggunakan library `jsonwebtoken` untuk membuat dan memverifikasi JWT. Instal dengan menjalankan perintah berikut:

“`bash
npm install jsonwebtoken
“`

Membuat Fungsi untuk Membuat dan Memverifikasi Token

Buat file `src/lib/jwt.ts` dan tambahkan kode berikut:

“`typescript
import jwt from ‘jsonwebtoken’;

const jwtSecret = process.env.JWT_SECRET || ‘your-default-secret’; // Gunakan variabel lingkungan yang aman

export function signJWT(payload: object, options?: jwt.SignOptions): Promise {
return new Promise((resolve, reject) => {
jwt.sign(payload, jwtSecret, { …options, algorithm: ‘HS256’ }, (err, token) => {
if (err) {
return reject(err);
}
resolve(token as string);
});
});
}

export function verifyJWT(token: string): Promise {
return new Promise((resolve, reject) => {
jwt.verify(token, jwtSecret, (err, decoded) => {
if (err) {
return reject(err);
}
resolve(decoded as T);
});
});
}
“`

Fungsi `signJWT` membuat JWT baru dengan payload yang diberikan dan secret. Fungsi `verifyJWT` memverifikasi JWT dan mengembalikan payload yang didekode. Perhatikan bahwa kita menggunakan variabel lingkungan `JWT_SECRET` untuk menyimpan secret JWT kita. Pastikan untuk mengganti `your-default-secret` dengan secret default yang aman jika variabel lingkungan tidak disetel.

Menyimpan JWT dengan Aman (HttpOnly Cookies)

Penting untuk menyimpan JWT dengan aman untuk mencegah serangan CSRF dan XSS. Cara yang disarankan adalah menyimpan JWT dalam cookie `HttpOnly`. Cookie `HttpOnly` tidak dapat diakses oleh JavaScript sisi klien, sehingga mencegah penyerang mencuri token dari browser pengguna.

Kita akan menggunakan library `cookies` untuk mengatur dan menghapus cookie. Instal dengan menjalankan perintah berikut:

“`bash
npm install cookies
“`

Kemudian, modifikasi fungsi `signJWT` dan `verifyJWT` untuk mengatur dan mendapatkan cookie.

5. Penggunaan Drizzle ORM untuk Manajemen Pengguna

Drizzle ORM adalah ORM TypeScript-first modern yang menyediakan cara aman dan efisien untuk berinteraksi dengan database kita. Ini merupakan alternatif yang bagus untuk Prisma dan TypeORM, menawarkan pengalaman pengembang yang luar biasa dengan keamanan jenis ujung-ke-ujung.

Pengenalan Drizzle ORM: Alternatif TypeScript-first untuk Prisma dan TypeORM

Drizzle ORM menonjol karena beberapa alasan:

  • TypeScript-first: Dirancang khusus untuk TypeScript, memberikan inferensi tipe dan keamanan yang kuat.
  • Ringan dan Modular: Hanya sertakan apa yang Anda butuhkan, mengurangi bloat dan meningkatkan kinerja.
  • Keamanan Jenis Ujung-ke-Ujung: Memastikan keamanan jenis di seluruh tumpukan aplikasi Anda.
  • Performa Tinggi: Drizzle dirancang untuk kecepatan dan efisiensi.

Menginstal Drizzle dan Driver Database (PostgreSQL, MySQL, dll.)

Pertama, instal Drizzle CLI dan driver database yang sesuai dengan pilihan Anda. Dalam contoh ini, kita akan menggunakan PostgreSQL:

“`bash
npm install -D drizzle-kit drizzle-orm pg
npm install pg
“`

Jika Anda ingin menggunakan database lain, ganti `pg` dengan driver yang sesuai (misalnya, `mysql2` untuk MySQL).

Mendefinisikan Skema Database (Users, Sessions)

Buat direktori `src/db` dan file `src/db/schema.ts`. Di sini kita akan mendefinisikan skema database kita:

“`typescript
import { pgTable, serial, text, timestamp, primaryKey } from ‘drizzle-orm/pg-core’;
import { relations } from ‘drizzle-orm’;

export const users = pgTable(‘users’, {
id: serial(‘id’).primaryKey(),
email: text(’email’).notNull().unique(),
password: text(‘password’).notNull(),
createdAt: timestamp(‘created_at’).defaultNow().notNull(),
updatedAt: timestamp(‘updated_at’).defaultNow().notNull(),
});

export const sessions = pgTable(‘sessions’, {
id: serial(‘id’).primaryKey(),
userId: serial(‘user_id’).notNull().references(() => users.id),
token: text(‘token’).notNull(),
expiresAt: timestamp(‘expires_at’).notNull(),
createdAt: timestamp(‘created_at’).defaultNow().notNull(),
});

// Definisi Relasi
export const usersRelations = relations(users, ({ many }) => ({
sessions: many(sessions),
}));

export const sessionsRelations = relations(sessions, ({ one }) => ({
user: one(users, {
fields: [sessions.userId],
references: [users.id],
}),
}));
“`

Skema ini mendefinisikan dua tabel: `users` dan `sessions`. Tabel `users` menyimpan informasi pengguna, dan tabel `sessions` menyimpan informasi sesi pengguna.

Membuat Migrasi Database

Drizzle menggunakan migrasi untuk mengelola perubahan skema database kita. Konfigurasikan Drizzle CLI dengan menambahkan skrip berikut ke `package.json` Anda:

“`json
“scripts”: {
“db:push”: “drizzle-kit push:pg”,
“db:studio”: “drizzle-kit studio”,
“db:generate”: “drizzle-kit generate:pg”
}
“`

Selanjutnya, inisialisasi Drizzle di proyek Anda:

“`bash
drizzle-kit generate:pg
“`

Ini akan membuat direktori `drizzle` di root proyek Anda. Kemudian, buat file `drizzle.config.ts` di root proyek Anda dengan konten berikut:

“`typescript
import type { Config } from ‘drizzle-kit’;
import * as dotenv from “dotenv”;
dotenv.config();

export default {
schema: “./src/db/schema.ts”,
out: “./drizzle”,
driver: ‘pg’,
dbCredentials: {
connectionString: process.env.DATABASE_URL || “”,
},
verbose: true,
strict: true,
} satisfies Config;
“`

Terakhir, buat migrasi awal dengan menjalankan perintah berikut:

“`bash
drizzle-kit push:pg
“`

Ini akan menerapkan skema database kita ke database kita.

Mengimplementasikan Fungsi untuk Membuat Pengguna, Login, dan Logout

Buat file `src/lib/auth.ts` dan tambahkan kode berikut:

“`typescript
import { db } from ‘@/db’;
import { users, sessions } from ‘@/db/schema’;
import { eq } from ‘drizzle-orm’;
import bcrypt from ‘bcryptjs’;
import { signJWT } from ‘./jwt’;

const saltRounds = 10;

export async function createUser(email: string, passwordPlain: string) {
const password = await bcrypt.hash(passwordPlain, saltRounds);

try {
const newUser = await db.insert(users).values({ email, password }).returning();
return newUser[0];
} catch (error: any) {
console.error(“Error creating user:”, error);
if (error.code === ‘23505’) {
throw new Error(‘Email already exists’);
}
throw new Error(‘Failed to create user’);
}
}

export async function validateUser(email: string, passwordPlain: string) {
const existingUser = await db.select().from(users).where(eq(users.email, email)).limit(1);

if (!existingUser || existingUser.length === 0) {
return null;
}

const user = existingUser[0];

const passwordMatch = await bcrypt.compare(passwordPlain, user.password);

if (!passwordMatch) {
return null;
}

return user;
}

export async function createSession(userId: number) {
const token = await signJWT({ userId }, { expiresIn: ‘1h’ }); // Token berlaku selama 1 jam

const expiresAt = new Date(Date.now() + 60 * 60 * 1000); // 1 jam dari sekarang

try {
const newSession = await db.insert(sessions).values({
userId,
token,
expiresAt,
}).returning();

return newSession[0];
} catch (error) {
console.error(“Error creating session:”, error);
throw new Error(‘Failed to create session’);
}
}

export async function invalidateSession(token: string) {
try {
await db.delete(sessions).where(eq(sessions.token, token));
} catch (error) {
console.error(“Error invalidating session:”, error);
throw new Error(‘Failed to invalidate session’);
}
}

“`

Fungsi `createUser` membuat pengguna baru di database. Fungsi `validateUser` memvalidasi kredensial pengguna. Fungsi `createSession` membuat sesi baru untuk pengguna. Fungsi `invalidateSession` membatalkan sesi.

Perhatikan bahwa kita menggunakan library `bcryptjs` untuk hashing password. Instal dengan menjalankan perintah berikut:

“`bash
npm install bcryptjs
“`

Kita juga menggunakan library `@vercel/postgres` untuk berinteraksi dengan database PostgreSQL kita. Anda dapat mengganti ini dengan library database lain jika Anda menggunakan database lain.

6. Edge Middleware untuk Perlindungan Rute

Edge Middleware memungkinkan kita menjalankan kode di tepi jaringan CDN, lebih dekat dengan pengguna. Ini memungkinkan kita untuk memverifikasi token JWT dan menerapkan kontrol akses sebelum permintaan mencapai server kita, meningkatkan kinerja dan keamanan.

Apa itu Edge Middleware dan Mengapa Berguna?

Edge Middleware menawarkan beberapa keuntungan:

  • Kinerja: Menjalankan kode lebih dekat ke pengguna mengurangi latensi.
  • Keamanan: Memverifikasi token JWT dan menerapkan kontrol akses di tepi jaringan mencegah permintaan yang tidak sah mencapai server kita.
  • Skalabilitas: Edge Middleware dapat menangani sejumlah besar permintaan tanpa membebani server kita.

Membuat Middleware untuk Memverifikasi JWT

Buat file `src/middleware.ts` dan tambahkan kode berikut:

“`typescript
import { NextResponse } from ‘next/server’;
import type { NextRequest } from ‘next/server’;
import { verifyJWT } from ‘./lib/jwt’;

// Matcher konfigurasi untuk middleware ini agar dijalankan hanya pada rute tertentu
export const config = {
matcher: [‘/profile’, ‘/dashboard/:path*’], // Contoh: hanya rute /profile dan /dashboard yang dilindungi
};

export async function middleware(request: NextRequest) {
const token = request.cookies.get(‘token’)?.value;

if (!token) {
return NextResponse.redirect(new URL(‘/login’, request.url));
}

try {
await verifyJWT(token);
return NextResponse.next();
} catch (error) {
// Jika verifikasi gagal, redirect ke halaman login
return NextResponse.redirect(new URL(‘/login’, request.url));
}
}

“`

Middleware ini memverifikasi token JWT di cookie `token`. Jika token tidak ada atau tidak valid, pengguna akan dialihkan ke halaman login. Jika token valid, middleware melanjutkan permintaan.

Melindungi Rute Berbasis Peran (Role-Based Access Control – RBAC)

Anda dapat memperluas middleware untuk menerapkan kontrol akses berbasis peran. Misalnya, Anda dapat memeriksa klaim `role` di token JWT dan hanya mengizinkan pengguna dengan peran tertentu untuk mengakses rute tertentu.

Menangani Redirect dan Respons yang Tidak Terotorisasi

Middleware dapat mengalihkan pengguna ke halaman login atau mengembalikan respons 401 Tidak Terotorisasi jika token tidak valid atau pengguna tidak memiliki izin untuk mengakses rute yang diminta.

7. Mengimplementasikan Fitur Autentikasi

Sekarang kita memiliki infrastruktur dasar, mari kita implementasikan fitur autentikasi:

  • Formulir Pendaftaran dan Login
  • Logout
  • Lupa Kata Sandi (Opsional)
  • Verifikasi Email (Opsional)

Anda dapat menggunakan komponen React dan API Route Next.js untuk mengimplementasikan fitur ini. Lihat dokumentasi Next.js untuk informasi lebih lanjut.

8. Keamanan Tingkat Lanjut

Untuk lebih meningkatkan keamanan sistem auth kita, kita dapat menerapkan langkah-langkah berikut:

  • Melindungi dari Serangan CSRF (Cross-Site Request Forgery)
  • Menerapkan Rate Limiting
  • Sanitasi Input dan Validasi
  • Mengamankan Variabel Lingkungan

9. Skalabilitas

Untuk memastikan bahwa sistem auth kita dapat diskalakan, kita dapat mempertimbangkan hal-hal berikut:

  • Pertimbangan Skalabilitas Database
  • Caching JWT
  • Pemanfaatan Fitur Edge Function Next.js

10. Pengujian

Penting untuk menguji sistem auth kita secara menyeluruh untuk memastikan bahwa sistem auth kita aman dan berfungsi dengan benar. Kita dapat menulis unit test dan integration test untuk menguji berbagai aspek sistem auth kita.

11. Kesimpulan

Dalam posting blog ini, kita telah mempelajari cara membangun sistem auth yang aman dan terukur di Next.js 15, memanfaatkan JWT, Edge Middleware, dan Drizzle ORM.

Ringkasan Langkah-Langkah

  1. Menyiapkan Proyek Next.js 15
  2. Mengimplementasikan JWT
  3. Menggunakan Drizzle ORM untuk Manajemen Pengguna
  4. Menggunakan Edge Middleware untuk Perlindungan Rute
  5. Mengimplementasikan Fitur Autentikasi
  6. Menerapkan Langkah-Langkah Keamanan Tingkat Lanjut
  7. Mempertimbangkan Skalabilitas
  8. Menguji Sistem Auth Kita

Manfaat Sistem Auth yang Aman dan Terukur

Sistem auth yang aman dan terukur memberikan beberapa manfaat:

  • Melindungi Data Pengguna
  • Memvalidasi Akses
  • Menegakkan Kontrol Akses
  • Audit dan Akuntabilitas
  • Membangun Kepercayaan
  • Memastikan Kinerja dan Skalabilitas

Langkah Selanjutnya dan Sumber Daya

Untuk mempelajari lebih lanjut tentang topik ini, lihat sumber daya berikut:

“`

omcoding

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *