Cara Transfer Gestur Gulir dari Induk ke Konten Tanpa Mengangkat Jari
Pernahkah Anda mengalami situasi di mana Anda menggulir halaman web, dan saat mencapai akhir suatu bagian (misalnya, carousel atau daftar), Anda harus mengangkat jari dan mulai menggulir lagi untuk melanjutkan menggulir halaman utama? Ini bisa menjadi pengalaman yang menjengkelkan bagi pengguna. Artikel ini akan membahas cara untuk mengatasi masalah ini dan mentransfer gestur gulir dengan mulus dari elemen anak (konten) ke elemen induk tanpa mengharuskan pengguna mengangkat jari mereka.
Daftar Isi
- Pendahuluan: Mengapa Transfer Gestur Gulir Itu Penting?
- Memahami Perilaku Gulir Standar
- Bagaimana Gulir Bekerja di Browser?
- Masalah dengan Gulir Terisolasi
- Solusi 1: Penggunaan JavaScript untuk Mencegat dan Mengalihkan Event Gulir
- Mencegat Event
wheel
,touchstart
,touchmove
, dantouchend
- Menentukan Arah Gulir
- Memeriksa Apakah Konten Telah Mencapai Batasnya
- Mengalihkan Gulir ke Induk
- Contoh Kode dengan Penjelasan
- Mencegat Event
- Solusi 2: Menggunakan CSS
overscroll-behavior
- Apa Itu
overscroll-behavior
? - Menerapkan
overscroll-behavior: contain;
- Menerapkan
overscroll-behavior: none;
- Menerapkan
overscroll-behavior: auto;
- Kelebihan dan Kekurangan
- Contoh Kode dengan Penjelasan
- Apa Itu
- Solusi 3: Pendekatan Berbasis Library (Misalnya, iDangerous Swiper)
- Ikhtisar Library Swiper
- Konfigurasi untuk Transfer Gulir
- Kustomisasi dan Fleksibilitas
- Contoh Kode dengan Penjelasan
- Pertimbangan Kinerja dan Optimisasi
- Mengurangi Kalkulasi yang Tidak Perlu
- Menggunakan
requestAnimationFrame
untuk Update yang Lebih Halus - Menghindari Reflow dan Repaint yang Berlebihan
- Pengujian dan Debugging
- Menguji di Berbagai Perangkat dan Browser
- Menggunakan Alat Pengembang Browser
- Menangani Kasus Ujung (Edge Cases)
- Studi Kasus: Implementasi dalam Aplikasi Dunia Nyata
- Carousel Gambar dengan Transfer Gulir yang Mulus
- Daftar Panjang dengan Infinite Scroll
- Peta Interaktif dengan Pembatasan Gulir
- Praktik Terbaik untuk Pengalaman Pengguna yang Optimal
- Memberikan Indikasi Visual tentang Transfer Gulir
- Mempertimbangkan Arah Gulir Alami Pengguna
- Menangani Aksi Tambahan (Misalnya, Zoom)
- Kesimpulan: Mewujudkan Pengalaman Gulir yang Lebih Halus
- FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Pendahuluan: Mengapa Transfer Gestur Gulir Itu Penting?
Dalam desain web modern, seringkali kita memiliki elemen yang dapat digulirkan di dalam elemen lain yang juga dapat digulirkan. Contoh umum termasuk:
- Carousel gambar di dalam halaman web yang lebih panjang.
- Daftar panjang di dalam modal atau dialog.
- Peta interaktif di dalam aplikasi.
Jika pengguna harus mengangkat jari mereka dan mulai menggulir lagi setiap kali mereka mencapai akhir atau awal konten yang dapat digulirkan di dalam elemen-elemen ini, pengalaman pengguna dapat terasa terputus-putus dan kurang intuitif. Transfer gestur gulir yang mulus mengatasi masalah ini dengan memungkinkan pengguna untuk terus menggulir tanpa gangguan, memberikan pengalaman yang lebih halus dan lebih menyenangkan.
Bayangkan menggulir artikel di ponsel Anda. Anda mencapai akhir kutipan panjang, tetapi daripada harus berhenti dan memulai lagi, guliran terus bergulir di artikel utama. Ini adalah contoh transfer gestur gulir yang mulus.
2. Memahami Perilaku Gulir Standar
Bagaimana Gulir Bekerja di Browser?
Browser modern menggunakan mekanisme yang kompleks untuk menangani input gulir. Ketika pengguna menggulir menggunakan mouse, touchpad, atau layar sentuh, browser menghasilkan serangkaian event:
- Event
wheel
(untuk mouse dan touchpad): Memberikan informasi tentang jumlah guliran vertikal dan horizontal. - Event
touchstart
(untuk layar sentuh): Terpicu ketika jari menyentuh layar. - Event
touchmove
(untuk layar sentuh): Terpicu saat jari bergerak di layar. - Event
touchend
(untuk layar sentuh): Terpicu ketika jari diangkat dari layar.
Browser menggunakan event-event ini untuk memperbarui posisi gulir elemen. Setiap elemen memiliki properti scrollTop
(atau scrollLeft
untuk gulir horizontal) yang mewakili jumlah piksel yang telah digulir. Dengan memodifikasi properti ini, kita dapat memengaruhi posisi gulir elemen.
Masalah dengan Gulir Terisolasi
Secara default, ketika sebuah elemen memiliki konten yang cukup untuk digulir, browser akan mengisolasi gulir ke elemen tersebut. Artinya, ketika pengguna menggulir di atas elemen dan mencapai batasnya, gulir akan berhenti. Browser tidak secara otomatis mentransfer gulir ke elemen induk.
Ini adalah perilaku yang diharapkan dalam banyak kasus, tetapi seperti yang disebutkan sebelumnya, dapat menyebabkan pengalaman yang kurang ideal ketika kita ingin gulir berlanjut dengan mulus ke induk.
3. Solusi 1: Penggunaan JavaScript untuk Mencegat dan Mengalihkan Event Gulir
Salah satu cara untuk mencapai transfer gestur gulir adalah dengan menggunakan JavaScript untuk mencegat event gulir dan mengalihkan gulir ke elemen induk ketika elemen anak telah mencapai batasnya. Ini melibatkan beberapa langkah:
Mencegat Event wheel
, touchstart
, touchmove
, dan touchend
Kita perlu menambahkan listener ke elemen anak untuk mencegat event gulir. Kita dapat menggunakan metode addEventListener
untuk melakukan ini:
const childElement = document.getElementById('child');
childElement.addEventListener('wheel', handleScroll);
childElement.addEventListener('touchstart', handleTouchStart);
childElement.addEventListener('touchmove', handleTouchMove);
childElement.addEventListener('touchend', handleTouchEnd);
let touchStartY = 0;
function handleTouchStart(event) {
touchStartY = event.touches[0].clientY;
}
function handleTouchMove(event) {
const touchY = event.touches[0].clientY;
const deltaY = touchStartY - touchY;
touchStartY = touchY;
handleScroll({ deltaY }); // Simulasi event wheel untuk kode gulir yang sama
}
function handleTouchEnd(event) {
// Opsional: tambahkan logika tambahan saat sentuhan berakhir
}
Perhatikan bahwa kita menambahkan listener untuk event wheel
dan event sentuh (touchstart
, touchmove
, touchend
) untuk mendukung berbagai perangkat input. Untuk kesederhanaan, kode di bawah akan fokus pada event wheel
, tetapi prinsipnya sama untuk event sentuh. Kode contoh di atas juga menunjukkan bagaimana mensimulasikan event wheel
dari event sentuh untuk menyatukan logika gulir.
Menentukan Arah Gulir
Di dalam fungsi handleScroll
, kita perlu menentukan arah gulir. Event wheel
menyediakan properti deltaY
yang menunjukkan jumlah guliran vertikal. Nilai positif menunjukkan gulir ke bawah, dan nilai negatif menunjukkan gulir ke atas.
function handleScroll(event) {
const deltaY = event.deltaY;
const scrollingDown = deltaY > 0;
const scrollingUp = deltaY < 0;
// Lanjutkan ke langkah berikutnya...
}
Memeriksa Apakah Konten Telah Mencapai Batasnya
Selanjutnya, kita perlu memeriksa apakah konten elemen anak telah mencapai batasnya. Kita dapat menggunakan properti scrollTop
, scrollHeight
, dan clientHeight
untuk melakukan ini:
scrollTop
: Jumlah piksel yang telah digulir.scrollHeight
: Tinggi total konten elemen, termasuk bagian yang tidak terlihat.clientHeight
: Tinggi area yang terlihat dari elemen.
Konten telah mencapai batas bawah jika scrollTop + clientHeight >= scrollHeight
. Konten telah mencapai batas atas jika scrollTop === 0
.
function handleScroll(event) {
const deltaY = event.deltaY;
const scrollingDown = deltaY > 0;
const scrollingUp = deltaY < 0;
const scrollTop = childElement.scrollTop;
const scrollHeight = childElement.scrollHeight;
const clientHeight = childElement.clientHeight;
const atBottom = scrollTop + clientHeight >= scrollHeight;
const atTop = scrollTop === 0;
// Lanjutkan ke langkah berikutnya...
}
Mengalihkan Gulir ke Induk
Jika konten telah mencapai batasnya dan pengguna masih mencoba menggulir ke arah yang sama, kita dapat mengalihkan gulir ke elemen induk. Kita dapat melakukan ini dengan memodifikasi properti scrollTop
dari elemen induk.
function handleScroll(event) {
const deltaY = event.deltaY;
const scrollingDown = deltaY > 0;
const scrollingUp = deltaY < 0;
const scrollTop = childElement.scrollTop;
const scrollHeight = childElement.scrollHeight;
const clientHeight = childElement.clientHeight;
const atBottom = scrollTop + clientHeight >= scrollHeight;
const atTop = scrollTop === 0;
if ((atBottom && scrollingDown) || (atTop && scrollingUp)) {
const parentElement = childElement.parentNode;
parentElement.scrollTop += deltaY;
event.preventDefault(); // Mencegah gulir default pada elemen anak
}
}
Penting untuk memanggil event.preventDefault()
untuk mencegah browser melakukan gulir default pada elemen anak. Jika tidak, gulir akan terjadi pada kedua elemen, yang dapat menyebabkan perilaku yang aneh.
Contoh Kode dengan Penjelasan
Berikut adalah contoh kode lengkap yang menunjukkan cara menggunakan JavaScript untuk mentransfer gestur gulir dari elemen anak ke elemen induk:
Transfer Gulir
Induk (dapat digulir)
Anak (dapat digulir)
Konten anak yang lebih panjang...
Konten anak yang lebih panjang...
Konten anak yang lebih panjang...
Konten anak yang lebih panjang...
Konten anak yang lebih panjang...
Konten induk yang lebih panjang...
Konten induk yang lebih panjang...
Konten induk yang lebih panjang...
Konten induk yang lebih panjang...
Kode ini membuat dua div, satu di dalam yang lain. div dalam (child
) dapat digulir, dan div luar (parent
) juga dapat digulir. JavaScript memastikan bahwa ketika Anda mencapai bagian atas atau bawah div dalam, guliran berlanjut ke div luar.
4. Solusi 2: Menggunakan CSS overscroll-behavior
CSS overscroll-behavior
adalah properti yang memungkinkan Anda mengontrol perilaku browser ketika batas gulir elemen tercapai. Ini adalah cara yang lebih sederhana dan deklaratif untuk mencapai transfer gestur gulir dibandingkan dengan JavaScript.
Apa Itu overscroll-behavior
?
Properti overscroll-behavior
dapat menerima salah satu dari tiga nilai:
auto
: Perilaku gulir default. Gulir dilanjutkan ke elemen induk ketika batas tercapai.contain
: Gulir dicegah untuk merambat ke elemen induk, tetapi efek "overscroll" (seperti efek pantulan pada iOS) masih diizinkan.none
: Gulir dicegah untuk merambat ke elemen induk, dan efek overscroll juga dinonaktifkan.
Menerapkan overscroll-behavior: contain;
Untuk mencapai transfer gestur gulir, kita dapat menerapkan overscroll-behavior: contain;
ke elemen anak.
#child {
overscroll-behavior: contain;
}
Ini akan mencegah gulir merambat ke elemen induk, kecuali ketika elemen anak telah mencapai batasnya. Pada titik itu, gulir akan secara otomatis ditransfer ke induk.
Menerapkan overscroll-behavior: none;
Meskipun overscroll-behavior: none;
dapat mencegah gulir merambat ke elemen induk, ini juga menonaktifkan efek overscroll, yang mungkin tidak diinginkan dalam beberapa kasus.
#child {
overscroll-behavior: none;
}
Menerapkan overscroll-behavior: auto;
Secara default, overscroll-behavior: auto;
. Menetapkan properti ini secara eksplisit mungkin berguna untuk kejelasan atau untuk menimpa nilai yang diwariskan.
#child {
overscroll-behavior: auto;
}
Kelebihan dan Kekurangan
- Kelebihan: Lebih sederhana dan deklaratif daripada JavaScript.
- Kekurangan: Kurang fleksibel daripada JavaScript. Anda tidak memiliki kontrol granular atas bagaimana gulir ditransfer.
- Kekurangan: Dukungan browser mungkin menjadi perhatian, meskipun dukungan sekarang luas.
Contoh Kode dengan Penjelasan
Berikut adalah contoh kode yang menunjukkan cara menggunakan CSS overscroll-behavior
untuk mentransfer gestur gulir:
Transfer Gulir dengan overscroll-behavior
Induk (dapat digulir)
Anak (dapat digulir)
Konten anak yang lebih panjang...
Konten anak yang lebih panjang...
Konten anak yang lebih panjang...
Konten anak yang lebih panjang...
Konten anak yang lebih panjang...
Konten induk yang lebih panjang...
Konten induk yang lebih panjang...
Konten induk yang lebih panjang...
Konten induk yang lebih panjang...
Dalam contoh ini, kita menerapkan overscroll-behavior: contain;
ke elemen #child
. Ini akan memastikan bahwa ketika Anda mencapai bagian atas atau bawah div dalam, guliran berlanjut ke div luar.
5. Solusi 3: Pendekatan Berbasis Library (Misalnya, iDangerous Swiper)
Jika Anda menggunakan library UI atau framework, mungkin ada cara bawaan untuk mencapai transfer gestur gulir. Misalnya, library carousel populer seperti iDangerous Swiper menyediakan opsi konfigurasi untuk mengontrol bagaimana gulir ditangani.
Ikhtisar Library Swiper
Swiper adalah library JavaScript modern yang memungkinkan Anda membuat carousel sentuh-responsif yang responsif dan dapat disesuaikan. Ini mendukung berbagai fitur, termasuk:
- Gesekan sentuh
- Animasi transisi
- Navigasi
- Pagination
- Dan banyak lagi
Konfigurasi untuk Transfer Gulir
Swiper menyediakan opsi nested
yang dapat digunakan untuk mengaktifkan transfer gulir dari carousel ke elemen induk.
const swiper = new Swiper('.swiper-container', {
nested: true,
// Opsi lainnya...
});
Ketika opsi nested
diatur ke true
, Swiper akan secara otomatis mentransfer gestur gulir ke elemen induk ketika carousel telah mencapai batasnya.
Kustomisasi dan Fleksibilitas
Swiper menawarkan berbagai opsi konfigurasi yang memungkinkan Anda menyesuaikan perilaku transfer gulir. Misalnya, Anda dapat mengontrol kecepatan transisi, ambang batas gulir, dan banyak lagi.
Contoh Kode dengan Penjelasan
Berikut adalah contoh kode yang menunjukkan cara menggunakan Swiper untuk mentransfer gestur gulir:
Transfer Gulir dengan Swiper
Induk (dapat digulir)
Konten induk yang lebih panjang...
Konten induk yang lebih panjang...
Konten induk yang lebih panjang...
Konten induk yang lebih panjang...
Dalam contoh ini, kita membuat carousel Swiper di dalam div induk yang dapat digulir. Opsi nested: true
memastikan bahwa guliran ditransfer ke induk saat Anda mencapai akhir atau awal carousel.
6. Pertimbangan Kinerja dan Optimisasi
Ketika menggunakan JavaScript untuk mencegat dan mengalihkan event gulir, penting untuk mempertimbangkan kinerja dan optimisasi. Kode yang tidak efisien dapat menyebabkan masalah lag dan performa, terutama pada perangkat seluler.
Mengurangi Kalkulasi yang Tidak Perlu
Hindari melakukan kalkulasi yang kompleks atau operasi DOM yang mahal di dalam event handler gulir. Event handler gulir dipanggil sangat sering, sehingga setiap operasi yang tidak efisien dapat berdampak signifikan pada performa.
Menggunakan requestAnimationFrame
untuk Update yang Lebih Halus
Untuk memperbarui posisi gulir elemen induk, gunakan requestAnimationFrame
. Ini akan memastikan bahwa update disinkronkan dengan refresh rate browser, menghasilkan animasi yang lebih halus.
function handleScroll(event) {
// ...
if ((atBottom && scrollingDown) || (atTop && scrollingUp)) {
requestAnimationFrame(() => {
parentElement.scrollTop += deltaY;
});
event.preventDefault();
}
}
Menghindari Reflow dan Repaint yang Berlebihan
Reflow dan repaint adalah operasi yang mahal yang dipicu ketika Anda memodifikasi tata letak atau gaya elemen. Hindari memicu reflow dan repaint yang berlebihan di dalam event handler gulir. Misalnya, hindari mengubah ukuran elemen atau memodifikasi gaya yang memengaruhi tata letak.
7. Pengujian dan Debugging
Setelah Anda mengimplementasikan transfer gestur gulir, penting untuk menguji dan men-debugnya secara menyeluruh untuk memastikan bahwa ia berfungsi seperti yang diharapkan di semua perangkat dan browser.
Menguji di Berbagai Perangkat dan Browser
Uji kode Anda di berbagai perangkat (desktop, tablet, ponsel) dan browser (Chrome, Firefox, Safari, Edge). Perilaku gulir dapat bervariasi di antara perangkat dan browser, sehingga penting untuk memastikan bahwa kode Anda berfungsi dengan baik di semua lingkungan.
Menggunakan Alat Pengembang Browser
Gunakan alat pengembang browser untuk men-debug kode Anda. Anda dapat menggunakan alat pengembang untuk memeriksa event gulir, memeriksa properti scrollTop
, dan memprofilkan kinerja kode Anda.
Menangani Kasus Ujung (Edge Cases)
Pertimbangkan kasus ujung (edge cases) berikut:
- Apa yang terjadi jika elemen induk tidak dapat digulir?
- Apa yang terjadi jika pengguna mencoba menggulir terlalu cepat?
- Apa yang terjadi jika konten elemen anak berubah secara dinamis?
Pastikan bahwa kode Anda menangani kasus ujung ini dengan benar.
8. Studi Kasus: Implementasi dalam Aplikasi Dunia Nyata
Berikut adalah beberapa contoh implementasi transfer gestur gulir dalam aplikasi dunia nyata:
Carousel Gambar dengan Transfer Gulir yang Mulus
Banyak situs web menggunakan carousel gambar untuk menampilkan produk atau konten lainnya. Transfer gestur gulir yang mulus dapat meningkatkan pengalaman pengguna dengan memungkinkan pengguna untuk terus menggulir ke bawah halaman setelah mereka mencapai akhir carousel.
Daftar Panjang dengan Infinite Scroll
Infinite scroll adalah teknik yang memuat konten tambahan saat pengguna menggulir ke bagian bawah daftar. Transfer gestur gulir yang mulus dapat memastikan bahwa pengguna dapat terus menggulir ke bawah daftar tanpa gangguan.
Peta Interaktif dengan Pembatasan Gulir
Peta interaktif sering kali memiliki batasan gulir untuk mencegah pengguna menggulir terlalu jauh. Transfer gestur gulir yang mulus dapat memastikan bahwa pengguna dapat terus menggulir halaman web setelah mereka mencapai batas gulir peta.
9. Praktik Terbaik untuk Pengalaman Pengguna yang Optimal
Berikut adalah beberapa praktik terbaik untuk memberikan pengalaman pengguna yang optimal saat mengimplementasikan transfer gestur gulir:
Memberikan Indikasi Visual tentang Transfer Gulir
Memberikan indikasi visual ketika gulir ditransfer dari elemen anak ke elemen induk. Ini dapat dilakukan dengan mengubah kursor, menambahkan animasi, atau menampilkan pesan.
Mempertimbangkan Arah Gulir Alami Pengguna
Pastikan bahwa transfer gulir sesuai dengan arah gulir alami pengguna. Misalnya, jika pengguna menggulir ke bawah, gulir harus ditransfer ke bawah halaman web.
Menangani Aksi Tambahan (Misalnya, Zoom)
Pertimbangkan bagaimana transfer gulir berinteraksi dengan aksi tambahan, seperti zoom. Pastikan bahwa transfer gulir tidak mengganggu aksi tambahan.
10. Kesimpulan: Mewujudkan Pengalaman Gulir yang Lebih Halus
Transfer gestur gulir yang mulus adalah teknik penting untuk meningkatkan pengalaman pengguna dalam desain web modern. Dengan menerapkan salah satu solusi yang dibahas dalam artikel ini, Anda dapat memastikan bahwa pengguna dapat terus menggulir halaman web tanpa gangguan, memberikan pengalaman yang lebih halus dan lebih menyenangkan.
11. FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
- Apakah semua browser mendukung
overscroll-behavior
? - Kapan saya harus menggunakan JavaScript daripada
overscroll-behavior
? - Bagaimana cara menangani gulir horizontal dan vertikal?
- Apakah ada pertimbangan aksesibilitas saat mengimplementasikan transfer gulir?
- Bagaimana cara mencegah efek "overscroll" saat menggunakan JavaScript?
Sebagian besar browser modern mendukung overscroll-behavior
. Namun, selalu periksa kompatibilitas browser untuk memastikan dukungan penuh.
Gunakan JavaScript jika Anda membutuhkan kontrol yang lebih granular atas perilaku transfer gulir atau jika Anda perlu mendukung browser lama yang tidak mendukung overscroll-behavior
.
Prinsip yang sama berlaku untuk gulir horizontal. Anda perlu mencegat event wheel
atau event sentuh, menentukan arah gulir horizontal, dan memeriksa apakah konten telah mencapai batas kiri atau kanannya.
Ya, pastikan untuk memberikan indikasi visual yang jelas tentang transfer gulir dan untuk menguji kode Anda dengan pembaca layar untuk memastikan bahwa dapat diakses oleh semua pengguna.
Selain memanggil event.preventDefault()
, Anda mungkin perlu menonaktifkan efek pantulan di CSS menggunakan overflow: hidden
pada elemen induk, tetapi perhatikan bahwa ini juga dapat memengaruhi perilaku gulir lainnya.
```